Sabtu, 30 April 2011

Apa Itu Takdir ?, Memahami Takdir Sesuatu Yang sangat penting dalam hidup ini,

'' Pembahasan tentang takdir (qodho dan qodar) adalah sangat penting untuk membekali kita menjalani kehidupan ini. Kematangan kita dalam hidup ini sangat dipengaruhi oleh kesempurnaan keimanan kita terhadap takdir yang merupakan rukun ke-6 dari Rukun Iman.
Kami meyakini bahwa terdapat tahapan yang saling berkaitan dalam rukun-rukun dalam Rukun Iman tersebut.


Kesempurnaan iman kita terhadap Allah akan menentukan keimanan kita terhadap Malaikat-malaikat-Nya. Kesempurnaan iman kita terhadap Malaikat-Nya akan menentukan keimanan kita terhadap Kitab-kitab Suci-Nya. Kesempurnaan terhadap Kitab Suci-Nya menentukan kesempurnaan keimanan kita terhadap Para Rasul-Nya. Kesempurnaan keimanan kita terhadap Para Rasul-Nya menentukan kesempurnaan keimanan kita terhadap Hari Akhir-Nya. Dan kesempurnaan keimanan kita terhadap Hari Akhir-Nya menentukan keimanan kita terhadap Qodho dan Qodar-Nya (Takdir Allah)
Mengingat urutan tahapan di atas, kita tahu betapa kompleksnya persyaratan kesempurnaan iman kita terhadap takdir. Hal ini memerlukan mantapnya keimanan kita terhadap ke lima rukun sebelumnya dalam Rukun Iman.

Nah, dalam tulisan kali ini, kami hanya hendak menyampaikan untuk bahan renungan kita bersama, bahwa betapa perlunya kita mengalokasikan hati, pikiran, waktu serta kelapangan dada kita untuk mau meneladani para Rasul serta Orang-orang suci terdahulu, serta menggugah diri kita sendiri yang mungkin sudah terlalu lama ‘terbuai’ oleh daya pikat duniawi dan tipuan hawa nafsu juga syahwat.
Jika kita mencermati ayat-ayat Al-Quran maupun Al-Hadits, ataupun kitab-kitab para ulama suci yang membahas takdir, kita akan menemukan pembahasan yang mengesankan banyak hal yang ‘nampak’ seperti penuh ‘kontradiksi dan membingungkan’. Namun, kalau kita menyimak dengan penuh konsentrasi, kecermatan logika yang optimal, dan disertai dengan permohonan bimbingan dari Allah SWT, kerumitan dan ‘kontradiksi’ tersebut pelan-pelan akan dapat kita pahami dengan baik. Insya Allah !!

Sungguh kami meyakini, bahwa cara meningkatkan keimanan terhadap takdir ini memerlukan hidayah dan inayah Allah, disertai dengan olah pikir yang optimal, serta amal sehari-hari yang jauh dari hal-hal yang Tidak Allah sukai. Kita hanya bisa mengendalikan hal-hal yang dalam kewenangan kita si makhluk yang kekuatannya hanya ‘pinjaman’ dari Dia yang Al-Qawiy (Maha Kuasa), selebihnya hanya Rahmat-Nya yang menjadi penentu akhir dari upaya kita.
Nah, sebagai salah satu upaya berikut ini kami sajikan ayat-ayat dan Al-Hadits tentang Takdir. Tentu, apa yang kami sajikan ini hanya sebagian dan yang sejauh kemampuan kami. Jika ada sahabats yang mau menambahkan untuk kita lengkapi bersama, kami menghaturkan terimakasih.
Semoga dengan merenungkannya dengan iman dan keterbukaan pikiran untuk menerima kebenaran, Allah merahmati dan memberkahi kita…amin.
AL-QURAN
“Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.”(QS.Yunus 10:96-97)
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isro’ 17:13-15)
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barang siapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Hadiid 57:22-24)
“Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar-Ruum 30:36-37)
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada jiwa-jiwa mereka sendiri (bi anfusihim). Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’du 13:11)
AL-HADITS
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (Shahih Muslim No.4781)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
“Sesungguhnya Allah Taala mengutus seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: Ya Tuhan! Masih berupa air mani. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal darah. Ya Tuhan! Sudah menjadi segumpal daging. Manakala Allah sudah memutuskan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka malaikat akan berkata: Ya Tuhan! Diciptakan sebagai lelaki ataukah perempuan? Sengsara ataukah bahagia? Bagaimanakah rezekinya? Dan bagaimanakah ajalnya? Semua itu sudah ditentukan dalam perut ibunya. (Shahih Muslim No.4785)
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
“Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil.
Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. “
(Shahih Muslim No.4786)
Hadis riwayat Imran bin Hushain ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. ditanya: Wahai Rasulullah! Apakah sudah diketahui orang yang akan menjadi penghuni surga dan orang yang akan menjadi penghuni neraka? Rasulullah saw. menjawab: Ya. Kemudian beliau ditanya lagi: Jadi untuk apa orang-orang harus beramal? Rasulullah saw. menjawab: Setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan apa yang telah menjadi takdirnya.” (Shahih Muslim No.4789)

Sahabats…
Setelah merenungkan ayat-ayat dan hadits-hadits di atas, mungkin timbul beberapa pertanyaan di benak kita:
- Bagaimana mengharmonikan keimanan kita terhadap qodho (ketetapan) Allah dengan menghindari diri dari tipu daya kemalasan kita?
- Apa sih yang dimaksud dengan beramal sesuai dengan apa-apa yang Allah mudahkan sesuai ketetapan Allah?
Mari kita senantiasa mohon bimbingan Allah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas…
Wallahu a’lam bi shawwab.''

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. MAHKOTA CAHAYA - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz