Dasar Falsafah Adat Minang
Penghulu :
1. Sebagai bumi, di mana sesuatu tempat berdiri,
2. Teguh pada adat dan berdiri di pintu adat,
3. Menghukum sepanjang adat,
4. Menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat,
5. Perkataannya menyelesaikan.
Malin :
1. Sebagai air yang menghanyutkan yang kotor,
2. Teguh pada agama dan berdiri di pintu agama,
3. Menghukum sepanjang syarak,
4. Membesokan halal jo haram,
Monti :
1. Sebagai angin yang menyampaikan sesuatu,
2. Tegas dalam tindakan dan pengawal di pintu susah,
3. Menghukum silang selisih,
4. Menerima dakwa, melalaikan jawab,
5. Perkataannya mengulangi.
Dubalang :
1. Sebagai api yang bertindak keras,
2. Teguh pada negeri dan berdiri di pintu mati,
3. Menghukum waktu ada perkelahian dan peperangan,
4. Menjaga dari kejahatan,
5. Perkataannya adalah keras.
Kejayaan negeri :
Sawah ladang, jalan yang ramai; padi menjadi jagung.
Lumbung berjejer di halaman, rangkiang tujuh sejajar, seubah si Bajau-bajau; untuk anak dagang lewat, sebuah di Tinjau Laut, untuk anak korong kampung, terdapat lumbung yang banyak, makanan anak kemenakan.
Bersih di tepi air, sosial jika perut kenyang.
Hilang bangsa karena tidak mempunyai emas.
Sumber :
Amir M.S., Adat Minangkabau – Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta, Penerbit PT. Mutiara Sumber Widya, 1999.
Prof. Mr. M. Nasroen, Dasar Falsafah Adat Minangkabau, Jakarta, CV. Penerbit Pasaman, 1957.
A.B. Dt. Madjo Indo, Kato Pusako, Jakarta, Penerbit PT. Pora Karya, 1999.:''
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti