Tampilkan postingan dengan label Renungan Hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Renungan Hati. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Oktober 2011

Jadikan Istirahatmu Bernilai di Sisi Allah

By Unknown | At 08.40.00 | Label : , | 0 Comments
Hidup memang sebuah pengorbanan dan perjuangan. Berjuang dan berkorban adalah sesuatu yang melelahkan dan memberatkan, dan ketika lelah tentu butuh ketenangan dan istirahat. Namun tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan ini semua. Ada yang hanya bisa beristirahat satu atau dua jam saja setiap harinya. Hidupnya dipenuhi dengan aktivitas dan kesibukan yang luar biasa. Sehingga, kesempatan beristirahat merupakan sebuah kenikmatan dan kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala yang mesti kita syukuri. Namun di masa kini, manusia dihadapkan pada pola hidup yang menuhankan materi. Hidup di dunia seolah-olah hanya untuk mencari uang atau materi. Manusia diposisikan sebagai alat produksi yang senantiasa dituntut produktif. Dengan kata lain, segala aktivitas harus ada timbal baliknya secara materi. Pekerjaan adalah no. 1, sementara keharmonisan keluarga, interaksi sosial dengan masyarakat, adalah nomor kesekian. Walhasil, manusia pun tak ubahnya seperti robot. Ini jelas menyelisihi fitrah manusia. Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan di dalam Al-Qur`an: وَخُلِقَ الإِنْسَانُ ضَعِيفًا"Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah." (An-Nisa`: 28) As-Sa'di rahimahullaah mengatakan: "(Allah subhanahu wa ta'ala menginginkan atas kalian keringanan) artinya kemudahan dalam segala perintah dan larangan-Nya atas kalian. Kemudian bila kalian menjumpai kesulitan dalam beragama maka Allah subhanahu wa ta'ala telah menghalalkan bagi kalian sesuatu yang kalian butuhkan seperti bangkai, darah dan selain keduanya bagi orang yang mudhtar[1], dan seperti bolehnya bagi orang yang merdeka menikahi budak wanita dengan syarat di atas. Hal ini sebagai bukti sempurnanya kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala, kebaikan yang mencakup ilmu dan hikmah-Nya atas kelemahan manusia (yaitu kelemahan) dari semua sisi. Lemah tubuh, lemah niat, lemah kehendak, lemah keinginan, lemah iman, dan lemah kesabaran. Berdasarkan semua ini sangat sesuai jika Allah subhanahu wa ta'ala meringankan atas mereka perkara yang dia tidak sanggup untuk melakukannya dan segala apa yang tidak sanggup dipenuhi oleh keimanannya, kesabaran, dan kekuatan dirinya." Dan karena kelemahan itu, Allah Maha Bijaksana di dalam menentukan waktu kehidupan bagi mereka. Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan malam dan siang memiliki hikmah tersendiri. Dan adanya malam dan siang itu menunjukkan kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya dan manakah dari hamba-Nya yang mau mensyukurinya? Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ"Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al-An'am: 96) هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ"Dialah yang telah menjadikan malam bagi kalian supaya kalian beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kalian mencari karunia Allah subhanahu wa ta'ala). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala) bagi orang-orang yang mendengar." (Yunus: 67) وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّوْمَ سُبَاتًا وَجَعَلَ النَّهَارَ نُشُورًا"Dialah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai pakaian dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha." (Al-Furqan: 47) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ"Dan karena rahmat-Nya Dia jadikan untuk kalian malam dan siang, supaya kalian beristirahat pada malam itu dan supaya kalian mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kalian bersukur kepada-Nya." (Al-Qashash: 73) Dan masih banyak lagi ayat yang semakna dengan di atas. Semuanya menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah subhanahu wa ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya dan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala telah melimpahkan kepada mereka segala yang mereka butuhkan dalam pengabdian dan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Namun mengapa kebanyakan manusia ingkar kepada-Nya? Dan kita semua berkeinginan agar tidur sebagai salah satu bentuk istirahat bukan hanya sebagai ketundukan kepada sunnatullah semata. Kita juga ingin agar tidur kita mendapatkan nilai ibadah tambahan dari sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Allah subhanahu wa ta'ala melalui lisan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita beberapa adab di dalam tidur. Berwudhu Sebelum Tidur Termasuk sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berwudhu sebelum tidur. Hal ini bertujuan agar setiap muslim bermalam dalam keadaan suci, sehingga bila ajalnya datang menjemput diapun dalam keadaan suci. Dan sunnah ini menggambarkan bentuk kesiapan seorang muslim untuk memenuhi panggilan kematian dalam keadaan suci hatinya. Dan jelas bahwa kesucian hati lebih diutamakan daripada kesucian badan. Dan sunnah ini juga akan mengarahkan pada mimpi yang baik dan menjauhkan diri dari permainan setan yang akan menimpanya. (Lih. Fathul Bari, 11/125 dan Syarah Shahih Muslim, 9/32) Tentang sunnah ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sabda beliau: عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِDari Al-Bara` bin 'Azib radhiyallahu 'anhu, berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadaku: Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah kamu sebagaimana wudhumu untuk shalat." Al-Imam Al-Bukhari di dalam Shahih beliau menulis sebuah bab: "Apabila Bermalam (Tidur) dalam Keadaan Suci". Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah mengatakan: "Sungguh terdapat hadits-hadits yang menjelaskan makna ini yang tidak memenuhi syarat Al-Bukhari dalam Shahih-nya, di antaranya hadits Mu'adz radhiyallahu 'anhu: مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ"Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dengan berdzikir dan dalam keadaan suci, kemudian dia terbangun dari tidurnya di malam hari kemudian dia meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat melainkan Allah akan memberikan itu kepadanya." (Lih. Fathul Bari, 11/124) Dan beliau mengatakan: "Perintah (untuk berwudhu di sini) adalah sunnah (bukan wajib)." Beliau mengatakan juga: "At-Tirmidzi mengatakan: 'Tidak ada di dalam hadits-hadits penyebutan wudhu ketika tidur melainkan di dalam hadits ini'." (Lih. Fathul Bari, 11/125) Al-Imam An-Nawawi mengatakan: "Di dalam hadits ini terdapat tiga sunnah yang penting, namun bukan wajib. Salah satu di antaranya adalah berwudhu ketika ingin tidur. Dan bila dia dalam keadaan berwudhu maka cukup baginya (dalam melaksanakan sunnah tersebut) karena yang dimaksud adalah (tidur) dalam keadaan suci." (Syarah Shahih Muslim, 9/32) Demikianlah sunnah yang tidak ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak tidur, yang semestinya kita sebagai muslim memperhatikannya. Abdullah bin 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma bercerita: أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَقَضَى حَاجَتَهُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ نَامَ"Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terjaga di suatu malam lalu beliau menunaikan hajatnya dan kemudian membasuh wajah dan tangannya lalu tidur." Mengibas (Membersihkan) Tempat Tidurnya Satu dari sekian sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkaitan dengan adab tidur adalah mengibas tempat tidur. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan diri seperti binatang berbisa, baik ular, kalajengking, dan sebagainya. Ini dilakukan tidak dengan tangan langsung, supaya terhindar dari sesuatu yang mengotori sekiranya terdapat najis atau kotoran. (Lih. Syarah Shahih Muslim, 9/38 dan Fathul Bari, 11/143) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضُ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِيْ مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ"Apabila salah seorang dari kalian beranjak menuju tempat tidurnya maka hendaklah dia mengibas (membersihkan) tempat tidurnya karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi kemudian." فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِيْ مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ"Dia tidak mengetahui apa yang terjadi kemudian" artinya, kata Al-Imam At-Thibi: "Dia tidak mengetahui apa yang akan terjatuh di ranjangnya berupa tanah, kotoran, atau serangga bila dia meninggalkannya." (Fathul Bari, 11/144) Ibnu Baththal mengatakan: "Di dalam hadits ini terdapat adab yang besar dan telah disebutkan hikmahnya dalam hadits, yaitu dikhawatirkan sebagian serangga yang berbahaya bermalam di tempat tidurnya dan mengganggunya." Al-Qurthubi mengatakan: "Diambil faedah dari hadits ini bahwa sepantasnya bagi orang yang akan tidur untuk mengibas tempat tidurnya karena dikhawatirkan terdapat sesuatu yang basah tersembunyi atau selainnya." Ibnul 'Arabi mengatakan: "Di dalam hadits ini terdapat peringatan dan (anjuran) agar seseorang mengetahui sebab-sebab tertolaknya taqdir yang jelek. Dan hadits ini sama dengan hadits: "Ikatlah ontamu kemudian bertawakkal." (Lihat Fathul Bari, 11/144) Tidur di Atas Lambung Sebelah Kanan Kesempurnaan Islam adalah sebuah keistimewaan yang diberikan kepada umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan menunjukkan keutamaan mereka atas umat-umat terdahulu. Sungguh merugi bila akal, perasaan, adat istiadat, ajaran nenek moyang dijadikan sebagai hakim atas kesempurnaannya. Segala perintah, larangan dan bimbingan yang ada di dalamnya adalah demi kemaslahatan manusia. Akan tetapi berapa banyak dari mereka yang mau menerima bimbingan? Yang ingkar lebih banyak daripada yang beriman, dan yang menentang lebih banyak daripada yang taat, dan yang menolak lebih banyak dari yang menerima. Hikmah yang terkandung dalam bimbingan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk tidur di atas lambung kanan adalah lebih cepat untuk terjaga (bangun), jantung bergantung ke arah sebelah kanan sehingga tidak menjadi berat bila ketika tidur. Ibnul Jauzi berkata: "Cara seperti ini sebagaimana telah dijelaskan ilmuwan-ilmuwan kedokteran sangat berfaedah bagi badan. Mereka mengatakan: Mereka mengawali sesaat tidur di atas lambung sebelah kanan, kemudian di atas lambung sebelah kiri karena tertidur. (Dengan cara) pertama akan menurunkan makanan, dan tidur di atas lambung kiri akan menghancurkannya dan dikarenakan hati (terkait dengan pekerjaan) lambung." (Lih. Fathul Bari, 11/115) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ"Lalu tidurlah di atas lambungmu yang kanan." Meletakkan Tangan di Bawah Pipi Tata cara ini dijelaskan oleh Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu: كَانَ النَّبِيُّ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خِدِّهِ"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila beliau tidur di malam hari, beliau meletakkan tangan beliau di bawah pipi." Berdoa Sebelum Tidur كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ: أَللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِسْمِكَ أَمُوتُ"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila akan tidur beliau berdoa: Ya Allah, dengan meyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati (tidur)." Sumber: Majalah Asy-Syari'ah Vol. II/No. 20/1426 H/2005 halaman 62-66; penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah [1] Orang yang sangat membutuhkan dan bila dia tidak melakukannya niscaya akan binasa, seperti orang yang bepergian sementara bekalnya habis di perjalanan dan dia dalam keadaan sangat lapar yang dapat mengancam jiwanya (jika dibiarkan). Maka agama memperbolehkan memakan segala apa yang didapatinya seperti bangkai, darah, babi, anjing dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhannya di saat itu saja. Ibnu Atsir di dalam kitab An-Nihayah (3/83) menjelaskan: "Sesungguhnya dihalalkan bangkai bagi orang yang mudhtar hanyalah sebatas memakan apa yang akan menutup laparnya di pagi atau malam dan tidak boleh menjadikannya bekal antara keduanya (mempersiapkan di pagi hari sampai malam, pent.)

Yang Diridhai dan Yang Dibenci oleh Allah

By Unknown | At 08.39.00 | Label : , | 0 Comments

Semua keyakinan, ucapan, ataupun amalan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya baik yang sifatnya wajib maupun sunnah, semuanya dicintai dan diridhai oleh Allah. Sebaliknya semua keyakinan, ucapan ataupun amalan yang dilarang dan bertentangan dengan syari'at, maka itu semuanya dibenci oleh Allah.
Di sini akan disebutkan dan dijelaskan beberapa amalan yang diridhai dan beberapa amalan yang dibenci oleh Allah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَثًا: فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوْهُ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا، وَأَنْ تَنَاصَحُوْا مَنْ وَلاَّهُ اللهُ أَمْرَكُمْ، - وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلاَثًا - قِيْلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
"Sesungguhnya Allah ridha untuk kalian tiga perkara dan benci untuk kalian tiga perkara: (1). Allah ridha untuk kalian agar kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (2). Agar kalian seluruhnya berpegang teguh dengan agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah. (3). Hendaklah kalian saling memberikan nasehat kepada orang-orang yang mengurusi urusan kalian (yakni penguasa kaum muslimin). -Dan Allah benci untuk kalian tiga perkara- : (1). Qiila wa Qaal (dikatakan dan katanya), (2). banyak meminta dan bertanya, dan (3). menyia-nyiakan harta." (HR. Muslim dalam Shahiih-nya Kitaabul Aqdhiyaa` Baab An-Nahyu 'an Katsratil Masaa`il no.1715, Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa` Kitaabul Kalaam Baab Maa Jaa`a fii Idhaa'atil Maal no.20, dan Al-Imam Ahmad 2/367)

Penjelasan Kosakata yang Ada dalam Hadits
- Ridha dan benci adalah dua sifat yang layak untuk Allah sesuai dengan keagungan-Nya, yang tidak serupa dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Inilah salah satu aqidah ahlus sunnah wal jama'ah. Mereka mengimani dan menetapkan nama-nama dan sifat-sifat untuk Allah sebagaimana yang Dia tetapkan dalam kitab-Nya dan yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetapkan dalam sunnahnya. Tanpa tahriif (mengganti lafazh maupun maknanya dengan makna yang bathil), ta'thiil (menolak sebagian atau seluruh sifat-sifat Allah), takyiif (menanyakan bagaimana hakikatnya), dan tanpa tamtsiil (menyerupakan atau menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya).
- Ibadah, secara bahasa artinya ketundukan dan merendahkan diri yang disertai dengan rasa cinta. Adapun secara istilah adalah suatu nama yang mencakup seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah berupa perkataan dan amalan baik yang zhahir maupun yang bathin. Maka seluruh yang Allah perintahkan baik yang wajib maupun yang sunnah, maka itu adalah ibadah. Sedangkan menyerahkannya kepada selain-Nya adalah kesyirikan.
- Kesyirikan adalah menjadikan tandingan untuk Allah pada sesuatu dari perkara ibadah, di mana seorang hamba menyerahkan salah satu dari jenis ibadah kepada selain Allah. Maka setiap keyakinan, ucapan atau amalan yang telah tetap bahwasanya hal itu diperintahkan oleh syari'at maka menyerahkannya hanya untuk Allah semata merupakan tauhid, keimanan dan keikhlasan. Sedangkan menyerahkannya kepada selain-Nya adalah kesyirikan.
- Berpegang teguh dengan tali Allah artinya berpegang teguh dengan apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah berupa Al-Kitab (Al-Qur`an) dan As-Sunnah. Tentunya dengan pemahaman salafush shalih, generasi awal ummat Islam dari kalangan shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
- Qiila wa Qaal artinya pembicaraan dalam perkara yang bathil dan yang tidak bermanfaat.
- Banyak meminta dan bertanya artinya memperbanyak pertanyaan dan permintaan kepada manusia dan membahas pertanyaan dan permasalahan yang belum terjadi.
- Menyia-nyiakan harta artinya membiarkannya tanpa dipergunakan dan menelantarkannya, menyalahgunakannya dan melalaikannya, serta menyengajanya untuk dibuang.

Makna Global Hadits Ini
Di dalam hadits ini terdapat enam petunjuk nabawi yang agung, yaitu:

Pertama, Perintah untuk Bertauhid
Yakni anjuran dan perintah untuk bertauhid yang bersih dari kesyirikan dan perintah agar melaksanakan hak Allah yang paling agung dan kewajiban Islam yang paling agung yaitu mengesakan Allah semata dalam ibadah. Yang hal ini merupakan tujuan diciptakannya jin dan manusia. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzaariyaat:56)
Dan juga menjauhi kesyirikan dalam beribadah kepada-Nya. Maka janganlah seorang hamba menyekutukan Allah dengan seorang pun dari makhluk-Nya. Janganlah dia menjadikan tandingan untuk Allah dalam do'a, istighatsah (meminta pertolongan untuk menghilangkan marabahaya dan kesulitan), sembelihan, nadzar, harapan, rasa takut, tawakkal dan yang lainnya dari jenis ibadah. Karena perkara-perkara ini adalah hak khusus untuk Allah, yang Dia tidak ridha disekutukan dalam perkara-perkara tersebut baik dengan seorang malaikat yang terdekat ataupun dengan seorang nabi yang diutus. Apalagi selain mereka yang bukan malaikat ataupun nabi.

Kedua, Berpegang Teguh dengan Tali Allah
Yaitu berpegang teguh dengan apa-apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berupa Al-Kitab dan As-Sunnah. Dan juga pengajaran Rasulullah dari masalah aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah. Maka tidak ada keluasan bagi seorang muslim manapun, individu, kelompok, dan masyarakat manapun, serta penguasa atau rakyat manapun untuk keluar dari sesuatu yang merupakan pokok-pokok Islam ataupun cabang-cabangnya. Bahkan wajib atas semuanya untuk beriman, berpegang teguh dan komitmen secara sempurna terhadap seluruh yang dibawa oleh penutup para nabi dan pemimpin para rasul serta mendahulukannya di atas seluruh ucapan dan petunjuk yang lainnya.
Kemudian berhukum kepada apa-apa yang dibawa oleh beliau shallallahu 'alaihi wa sallam pada seluruh aspek kehidupan. Memurnikan ketaatan dan mutaba'ah (mengikuti) kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam seluruh perkara agama yang kecilnya maupun yang besarnya. Serta menjauhi seluruh bid'ah, pemikiran yang menyimpang dan kemaksiatan.
Dengan ini semuanya �bukan dengan lainnya- akan bersatulah perkaranya kaum muslimin dan akan tegaklah persatuan mereka yang diidam-idamkan. Serta akan terbuktilah atas mereka semuanya bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh dengan tali Allah. Realita inilah yang diinginkan oleh Allah dan yang dibebankan-Nya kepada ummat Islam. Bukan persatuan politik yang disertai dengan adanya perbedaan aqidah, hawa nafsu dan tujuan-tujuan. Karena sesungguhnya gambaran seperti ini dengan berkumpulnya berbagai golongan walaupun lengkap, akan tetapi pada hakikatnya ini adalah jauh dari kebenaran, bahkan hal ini masuk dalam firman-Nya,
تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى
"Kamu mengira mereka bersatu padahal hati-hati mereka berpecah-belah." (Al-Hasyr:14)

Ketiga, Menasehati Penguasa Kaum Muslimin
Hal ini akan sempurna dengan adanya kerjasama dengan mereka di atas kebenaran. Mentaati mereka, memerintahkan, memberitahu dan mengingatkan mereka dengan lemah lembut. Menasehati mereka apabila lalai, berbuat kezhaliman dan kemaksiatan. Semuanya ini dilakukan dengan cara yang syar'i yakni menasehati mereka tidak dengan cara terang-terang di depan umum ataupun di mimbar-mimbar umum. Akan tetapi menasehatinya dengan diam-diam/tersembunyi atau dengan empat mata, dengan surat atau cara lainnya yang disyari'atkan.
Tidak boleh memberontak kepada mereka. Demikian juga tidak boleh demonstrasi karena cara ini merupakan cara-caranya orang kafir dan akan menimbulkan kemudharatan yang besar yaitu kekacauan dan keributan diakibatkan penentangan masyarakat yang terang-terangan tersebut.
Melaksanakan shalat di belakang mereka, berjihad bersama mereka dan menyerahkan zakat kepada mereka yakni dalam hal pengurusannya.
Tidak memberontak dengan mengangkat pedang kepada mereka apabila muncul dari mereka tindakan kezhaliman ataupun jeleknya akhlak mereka. Akan tetapi kita mendo'akan kebaikan untuk mereka, menasehati mereka dengan cara yang syar'i dan tetap taat kepada mereka dalam perkara yang ma'ruf. Dan tidak boleh memperdayakan dan menipu mereka dengan memberikan pujian yang dusta kepada mereka.

Keempat, Dilarangnya Qiila wa Qaal
Yaitu pembicaraan dalam perkara yang bathil, menyebarkan kekejian, menyebarkan berita-berita burung (berita-berita yang belum jelas kebenarannya), dan menyebarkan berita-berita yang dusta. Cukuplah seseorang dikatakan telah berdusta apabila menceritakan setiap apa yang didengarnya. Demikian juga tenggelam dalam menggambarkan permasalahan-permasalahan yang belum terjadi dan berusaha menjawabnya sebelum terjadinya. Karena sesungguhnya hal ini akan memalingkan kaum muslimin dari mempelajari Al-Kitab dan As-Sunnah dan akan menyibukkan mereka dari menghafal dalil-dalil dari keduanya dan memahami keduanya.

Kelima, Dilarangnya Banyak Meminta
Perkara ini mencakup meminta apa-apa yang dimiliki oleh manusia berupa harta dan lainnya, dan juga mencakup meminta agar dipenuhi kebutuhannya melalui mereka. Hal ini tidak layak bagi seorang muslim yang menginginkan agar Allah menjadikannya seorang yang mulia lagi terpuji.
Maka meminta kepada manusia pada asalnya diharamkan dan tidak boleh kecuali dalam keadaan darurat. Ada tiga kerusakan/bahaya di dalam permasalahan meminta kepada manusia yang bukan dalam keadaan terpaksa, yaitu:
1. Adanya sikap membutuhkan kepada selain Allah dan ini termasuk satu jenis dari kesyirikan
2. Menyakiti dan memberatkan orang yang diminta dan ini termasuk satu jenis dari kezhaliman terhadap makhluk
3. Merendahkan diri kepada selain Allah dan ini termasuk kezhaliman terhadap diri sendiri.
Untuk itu hendaklah kita berusaha semaksimal mungkin untuk tidak meminta kepada manusia kecuali dalam keadaan terpaksa atau memang sangat kita butuhkan. Sebaliknya bagi yang mampu hendaklah membantu saudaranya ketika melihat saudaranya memang membutuhkan bantuan. Baik dengan hartanya, tenaganya ataupun pikirannya sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan ini akan terwujudlah ta'awun dan ukhuwwah antar sesama muslim.
"Dan Allah akan menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya." (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
"Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin lainnya ibaratnya sebuah bangunan, bagian yang satu menguatkan bagian yang lainnya." (HR. Al-Bukhariy no.481 dari Abu Musa Al-Asy'ariy radhiyallahu 'anhu)
Permasalahan dilarangnya meminta ini apabila orang yang diminta itu hidup dan mampu untuk mengabulkan permintaan tersebut. Maka bagaimana pendapatmu tentang meminta kepada orang yang mati dan ghaib (tidak ada di tempat dan tidak bisa dijangkau oleh pancaindera ataupun alat komunikasi) yang tidak mampu mengabulkannya kecuali Allah?!? Sungguh, ini adalah benar-benar suatu kesyirikan yang nyata kepada Allah.
Larangan ini juga mencakup larangan banyak bertanya yang sifatnya ilmiyyah. Lebih khusus lagi apabila dimaksudkan dengannya untuk memberatkan orang yang ditanya, mengujinya, menunjukkan perselisihan dengannya atau untuk berdebat dengan kebathilan.
Demikian juga masuk dalam larangan ini adalah tenggelam dalam pertanyaan mengenai permasalahan-permasalahan yang belum terjadi dan hampir mustahil terjadinya serta meminta jawaban-jawabannya. Seperti pertanyaan, "Kemanakah kita menghadap ketika shalat apabila Allah mengangkat Ka'bah ke langit?" Dan pertanyaan lainnya yang sejenis yang tidak bermutu dan tidak berfaedah.

Keenam, Dilarangnnya Menyia-nyiakan Harta
Karena sesungguhnya harta itu adalah nikmat dari Allah. Harta bisa digunakan untuk membantu dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Untuk jihad fi sabiilillaah dan untuk membantu orang-orang muslim yang berhak menerimanya dari kalangan fuqaraa` dan masaakiin (orang-orang miskin), karib kerabat dan selain mereka.
Maka wajib bagi seorang muslim untuk bersyukur kepada Rabbnya atas nikmat ini dan menjaganya agar jangan sampai hilang dan tersia-siakan. Tidak membelanjakannya kecuali di jalan yang Allah syari'atkan atau yang dibolehkan-Nya. Dan tidak boleh baginya untuk membelanjakannya di jalan syaithan dan kemaksiatan sebagaimana tidak boleh baginya untuk membiarkan nikmat ini tanpa digunakan dan menyengaja untuk dibuang.

Faedah-Faedah Hadits Ini
Diantara faedah-faedah hadits ini adalah:
1. Wajibnya melaksanakan ibadah kepada Allah sesuai dengan cara yang diinginkan-Nya
2. Wajibnya menjauhi segala macam kesyirikan, yang kecilnya maupun yang besarnya
3. Wajibnya berpegang teguh dengan tali Allah yaitu Islam yang telah dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik Al-Kitab maupun As-Sunnah pada seluruh segi kehidupan
4. Haramnya berpecah belah dan wajib bagi kaum muslimin bersatu di atas kebenaran
5. Wajibnya menasehati penguasa kaum muslimin dan bekerjasama dengan mereka di atas kebenaran dan kebaikan
6. Haramnya Qiila wa Qaal
7. Haramnya meminta kepada makhluk kecuali dalam perkara yang disanggupi oleh mereka dan dalam keadaan mendesak/terpaksa, sedangkan yang paling utama adalah tawakkal dan bersabar
8. Haramnya menyia-nyiakan dan membuang harta.
Wallaahu A'lam bish-Shawaab.

Disadur dari Mudzakkiratul Hadiits An-Nabawiy fil 'Aqiidah wal ittibaa' hadits ke-11, karya Asy-Syaikh Al-'Allaamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhaliy Hafizhahullaahu Ta'aalaa.

Imam Mahdi, antara Ifrath dan Tafrit

By Unknown | At 08.38.00 | Label : , | 0 Comments

Dalam menanggapi berita-berita tentang munculnya Imam Mahdi, manusia terpecah menjadi tiga golongan. Pertama, golongan tafrith (pengingkar) seperti mu'tazilah dan para rasionalis. Kedua, golongan ifrath (berlebihan) yang muta'ashib dan mengaku-aku bahwa Imam Mahdi dari golongan mereka seperti Syi'ah dan sejenisnya. Sedangkan ketiga adalah yang tengah-tengah antara keduanya yaitu ahlus sunnah yang menyatakan sesuai dengan riwayat-riwayat yang shahih tentangnya.

Golongan Tafrith
Golongan yang mengingkari akan munculnya Imam Mahdi sebagian besar mereka karena terpengaruh ucapan Ibnu Khaldun yang mendlaifkan hadits tentangnya. Padahal dia sama sekali bukanlah pakar ilmu hadits. Ia berkata: "Hadits-hadits yang diriwayatkan oleh para imam tentang Imam Mahdi akan keluar pada akhir zaman tidak lepas dari kritikan-kritikan, kecuali sedikit atau lebih sedikit lagi." (Muqaddimah Tarikh, Ibnu Khaldun, jilid I, hal. 574)
Ucapan Ibnu Khaldun ini menunjukkan bahwa dia mengakui bahwa di antara hadits tersebut ada yang selamat dari kritikan, namun sedikit sekali. Kita katakan meskipun hanya ada satu hadits yang selamat dari kritikan tersebut, maka cukup itu sebagai dalil tentang akan muncul Imam mahdi di akhir zaman.
Termasuk pengingkar adanya berita ini adalah Muhammad Rasyid Ridla dan yang sejenisnya. Ia berkata: "Adapun pertentangan antara hadits-hadits tentang Imam Mahdi sangat jelas dan kuat. Dan untuk menjamakkannya sangat sulit, sementara pengingkarnya sangat banyak dan kerancuannya sangat tampak. Oleh karena itu dua Syaikh (Bukhari dan Muslim) tidak memasukkannya dalam kitab-kitab mereka." (Tafsir al-Manaar, juz 9, hal. 499).
Kemudian Rasyid Ridla mencontohkan pertentangan tentang Imam Mahdi antara sunni, Syi'ah dan kelompok-kelompok lainnya, seraya berkata: "Sesungguhnya ta'ashub golongan yang terjadi pada Alawiyah, Abasiyah dan Farisiyah memiliki peranan yang besar dalam pemalsuan hadits-hadits tentang Imam Mahdi. Masing-masing kelompok mengaku kalau Imam Mahdi dari kelompoknya ... dan seterusnya." (Tafsir al-Manaar, juz 9, hal. 499).

Bantahan terhadap Golongan Tafrith
Ucapan-ucapan di atas telah dibantah oleh para ulama ahlus sunnah dari beberapa sisi:
1. Adapun ucapan Rasyid Ridla tentang pertentangan antara hadits-hadits, maka itu terjadi pada hadits-hadits yang dlaif dan palsu. Adapun pada hadits yang shahih tidak ada pertentangannya. Alhamdulillah.
2. Perselisihan sunni dengan syi'ah tidak dapat dianggap sebagai ikhtilaf dan pertentangan, karena kesesatan Syi'ah telah nyata hingga oleh para ulama tidak diperhitungkan lagi.
3. Sedangkan pemalsuan hadits dan ta'ashubnya beberapa golongan, telah diketahui dan dipisahkan oleh pakar-pakar ahlu hadits.
4. Lagi pula apakah dengan adanya hadits-hadits dlaif dan palsu tentang Imam Mahdi ini, membuat kita harus meninggalkan hadits-hadits yang shahih?
5. Pakar-pakar ahlu hadits telah menyatakan bahwa hadits-hadits ini shahih bahkan mutawatir.
6. Adapun jika Bukhari dan Muslim tidak memasukkan dalam Shahih-nya, bukan berarti haditsnya dlaif. Karena Imam Bukhari sendiri telah menshahihkan beberapa hadits di luar kitab Shahih-nya.
Berkata Ibnu Katsir: "Sesungguhnya Bukhari dan Muslim tidak memasukkan seluruh hadits-hadits shahih dalam kitabnya. Bahkan beliau berdua telah menshahihkan hadits-hadits yang bukan di dalam kitab Shahih-nya sebagaimana dinukil oleh Tirmidzi dan lainnya bahwa Bukhari telah menshahihkan hadits-hadits di luar kitabnya, seperti dalam Sunan dan lainnya. (al-Ba'itsul Hatsis, hal. 25) (Diringkas dari Asyrathu as-Sa'ah, hal. 269-270)

Golongan Ifrath
Sebaliknya kaum Syi'ah mengaku-aku Imam Mahdi yang akan muncul pada akhir zaman adalah dari golongannya. Mereka mengatakan bahwa ia sudah lahir, namanya Muhammad bin al-Hasan al-Askari al-Muntadhar dari turunan Al Husain dan masuk ke gua Saamirra ketika berumur lima tahun. Kemudian mereka menunggunya setiap saat dengan memanggil-manggil namanya di depan gua tersebut.

Ucapan para ulama tentang pendapat Syi'ah
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya al-Manarul Munif ketika berbicara tentang Imam Mahdi, berkata: "Beliau adalah seorang dari kalangan ahlul bait Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dari turunan Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhu, akan keluar di akhir zaman ketika dunia telah dipenuhi oleh kejahatan dan kedhaliman, kemudian ia memenuhinya dengan kebaikan dan keadilan. Mayoritas hadits-hadits menunjukkan yang demikian..." Kemudian beliau berkata: "Adapun Rafidhah Imamiyyah memiliki ucapan lain, yaitu: Al Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al-Askari Al Muntadhar dari turunan Husain bin Ali radhiyallahu 'anhu dan turunan Al Hasan. Yang hadir di semua negeri tetapi ghaib dari pandangan mata, masuk ke gua Saamirra ketika masih kecil, lima ratus tahun yang lalu lebih. Setelah itu tidak pernah terlihat lagi oleh mata dan tidak pernah bisa diraba berita atau jejaknya. Setiap hari mereka menunggunya, mereka berdiri dengan membawa kuda tunggangan di pintu gua dan menjerit-jerit memanggil Imam Mahdi keluar menemui mereka: "Keluarlah wahai maulana! Keluarlah wahai maulana! Kemudian mereka pulang dengan kegagalan. Demikianlah tingkah mereka setiap hari."
Setelah itu Ibnul Qayyim berkata: "Sungguh mereka telah menjadikan diri mereka bahan tertawaan manusia, dan menjadi cemoohan orang yang berakal." (al-Manarul Munif, Ibnul Qayyim, hal. 151-152)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam Kitabul Fitan Wal Malahim berkata: "Pasal, tentang Al-Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, yang merupakan salah seorang dari khalifah-khalifah yang lurus dan imam-imam yang mendapatkan petunjuk. Dia bukanlah Al-Muntadhar yang diyakini kaum Syi'ah dan diharapkan -oleh mereka- munculnya dari gua Saamirra. Karena semua itu kenyataannya tidak ada, tidak terlihat wujudnya tidak ada pula tanda-tandanya. Mereka menganggap imam Mahdi itu adalah Muhammad bin al-Hasan al-Askari yang masuk ke gua."
Kemudian beliau berkata juga: "Al-Mahdi akan keluar dari arah Masyriq, bukan dari gua Samirra seperti anggapan orang-orang bodoh dari kalangan Rafidhah, yang menganggapnya sudah ada sekarang dan mereka terus menunggu keluarnya di akhir zaman. Sungguh ini adalah sebuah igauan dan kerendahan yang dilemparkan oleh setan. Karena tidak ada dalil, tidak ada bukti, tidak dari kitab Al-Qur'an, tidak dari As-Sunnah, tidak dari akal yang sehat dan tidak pula dari Istihsan." (Al-Fitan Wal Malahim, 1/29).
Al-Imam As-Safarini berkata dalam kitabnya Lawami'ul Anwar setelah menerangkan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah tentang Imam Mahdi sebagai berikut: "Adapun anggapan syi'ah yang mengatakan bahwa namanya Muhammad bin Al-Hasan, yakni Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari maka itu hanyalah igauan karena Muhammad bin Al-Hasan telah mati dan warisan bapaknya telah diambil oleh pamannya Ja'far." (Lawami'ul Anwar, juz II hal. 84)

Pendapat Ahlus Sunnah tentang Imam Mahdi
Ahlus Sunnah meyakini akan datangnya Imam al-Mahdi di akhir zaman, namun bukan seperti Al-Mahdi yang digambarkan oleh syi'ah. Ahlus sunnah meyakini apa yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى تَمْلِكَ الْعَرَبُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي، وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْم أَبِي، يَمَْلأُ اْلأَرْضُ عَدْلاً وَقَسْطً كَمَا مَلَئَتْ جِوَارًا وَظُلْمًا. (رواه أبو داود والترمذي، وحسنه الألالباني في مشكاة المصابيح)
"Tidak akan hilang dunia hingga arab dikuasai oleh seorang dari Ahli Baitku, namanya mencocoki namaku dan nama bapaknya mencocoki nama bapakku. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kedzaliman dan kejahatan." (HR. Abu Dawud dalam Kitabul Mahdi 4/473, Tirmidzi dalam Kitabul Fitan bab Maa Jaa`a fil Mahdi 4505 dan beliau berkata hadits ini hasan shahih. Berkata Syaikh al-Albani: sanadnya hasan. Lihat Misykatul Mashabih 3/1501 hadits 5425).
Dalam hadits ini sangat jelas disebutkan bahwa Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman dan namanya mencocoki nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan nama bapaknya. Berarti Imam Mahdi adalah seorang yang dilahirkan seperti manusia pada umumnya yaitu dari seorang bapak yang bernama Abdullah, sehingga beliau dipanggil dengan nama Muhammad bin Abdillah, bukan Muhammad bin al-Hasan al-Asykari.
Nasehat untuk seluruh kaum muslimin Kita kaum muslimin semestinya berjalan di atas jalan tengah, tidak berlebihan dan tidak pula berkurang-kurangan. Tidak ekstrim, melampaui batas yang telah digariskan dan tidak pula ta'ashub mengikuti hawa nafsu hingga menolak hadits-hadits yang shahih. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya." (al-Hasyr: 7)
Maka jika apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita berupa perintah, terimalah sebagai perintah yang harus kita amalkan.
Apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bentuk larangan, maka terimalah sebagai larangan yang harus kita taati dengan meninggalkan apa yang dilarangnya. Demikian pula apa yang dibawanya dari berita-berita, maka harus kita terima sebagai berita yang jujur terpercaya dan harus kita imani. Seperti berita-berita dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Imam Mahdi, Turunnya Isa 'alaihis salam, Dajjal dan lain-lainnya.
Allah mengancam orang-orang yang menyelisihi sunnah Rasul-Nya dengan ancaman-ancaman yang berat, seperti dalam firman-Nya:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (an-Nisaa`: 115)
Maka orang-orang yang diancam dalam ayat ini adalah orang yang menolak dan menentang ucapan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah jelas baginya keshahihan hadits tersebut.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"... maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (an-Nuur: 63)
Bahkan Allah menafikan keimanan dari mereka yang tidak mau tunduk kepada ucapan-ucapan dan keputusan-keputusan Rasulullah.
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (an-Nisaa`: 65)
Maka yang terancam dengan ayat-ayat di atas adalah orang-orang yang tidak mau tunduk dengan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apakah dengan menolaknya atau dengan menambahinya.
Wallahu a'lam.

Wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

By Unknown | At 08.36.00 | Label : , | 0 Comments

Mahkota Cahaya : Wasiat Rasulullah



Wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Salam Sahabat Mahkota Cahaya,,'' Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan kepada kita empat wasiat yang sangat agung. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam hadits beliau yang masyhur.

عَنْ أَبِي نَجِيْح اَلْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَة رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظَةً بَلِيْغَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا. قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِيْ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
Dari Abu Najih Al-'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada kami dengan nasehat yang mendalam. Yang dengannya hati menjadi bergetar dan air mata berlinangan karenanya. Maka kami berkata, "Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehatnya orang yang akan berpisah, maka berilah wasiat kepada kami!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah 'azza wa jalla; mendengar dan taat (kepada penguasa) walaupun yang memerintah kalian seorang budak Habasyi (Ethiopia). Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup (berumur panjang) di antara kalian, niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka (ketika itu) wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun sepeninggalku, pegang kuat-kuat dan gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah kesesatan." (HR. Al-Imam Ahmad 4/126-127, Abu Dawud no.4607, At-Tirmidziy no.2676 dan beliau menyatakan, "Hadits hasan shahih", Ibnu Majah no.42-43, dan Ad-Darimiy no.96)
Dalam riwayat An-Nasa`iy dari Jabir bin 'Abdillah disebutkan,
وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
"Dan setiap kesesatan ada di neraka."

Hadits ini mengandung wasiat yang agung, yang menyeluruh dan mencakup berbagai hal. Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan agar bertakwa kepada Allah 'azza wa jalla, mentaati penguasa, berpegang teguh dengan sunnah dan wajibnya berhati-hati hari kebid'ahan. Perkara-perkara ini merupakan sesuatu yang paling penting. Apabila ummat Islam berpegang teguh dengannya niscaya akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhiratnya.
Hadits ini merupakan pokok yang agung. Mengandung bimbingan-bimbingan yang agung, mencakup dan menyeluruh. Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan nasehat yang agung dan wasiat yang mengena kepada ummat Islam. Di mana beliau shallallahu 'alaihi wa sallam membimbing mereka kepada perkara-perkara yang agung, yang tidak akan tegak agama dan dunia mereka kecuali dengan berpegang teguh dengan perkara-perkara tersebut dan mengikutinya. Dan tidak ada solusi bagi problematika mereka kecuali dengan menerapkannya dengan sebenarnya.

Penjelasan Global Hadits Ini
Pertama, tidak ada agama kecuali dengan bertakwa kepada Allah yaitu mentaati Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Kedua, tidak akan tegak agama dan dunia mereka kecuali dengan adanya pemimpin yang shalih dan adil yang menuntun mereka dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Menerapkan syari'at Allah di tengah-tengah mereka, mengatur barisan mereka, menyatukan kalimat mereka dan mengangkat bendera jihad untuk mereka dalam rangka meninggikan kalimat Allah. Dan kewajiban atas ummat adalah mentaatinya dengan sebenar-benarnya terhadap apa yang mereka sukai ataupun yang tidak mereka sukai selama pemimpin tersebut istiqamah di atas perintah Allah dan menerapkan hukum-hukum-Nya.
Islam mewajibkan kepada ummat untuk taat kepada penguasanya dalam hal yang ma'ruf walaupun penguasa tersebut berbuat maksiat selama kemaksiatannya tidak sampai kepada kekufuran. Ini semuanya untuk kemaslahatan Islam dan muslimin serta dalam rangka menjaga persatuan mereka dan melindungi darah-darah mereka.
Ketiga, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan wejangannya berkaitan dengan sikap ummat terhadap perselisihan dan orang-orang yang menyelisihi kebenaran. Maka beliau shallallahu 'alaihi wa sallam membimbing kita agar berpegang teguh dengan kebenaran dan kembali kepada manhaj yang lurus yakni manhajnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al-Khulafaa`ur Raasyiduun radhiyallahu 'anhum. Dan tidaklah sunnah (jalan hidup) dan manhaj mereka kecuali Kitabullah yang Allah nyatakan, "Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur`an) kebathilan baik dari depan maupun dari belakangnya." (Fushshilat:42), dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang suci.
Maka pada keduanya terdapat keselamatan dan kebahagiaan. Dan pada keduanya juga ada solusi yang benar yang akan memutuskan berbagai perselisihan yang ada di antara kelompok-kelompok ummat Islam sampai ke akar-akarnya sesuai dengan yang Allah ridhai. Dan akan bersatulah kalimat muslimin di atas kebenaran. Dan setiap solusi apapun yang disodorkan yang tidak sesuai dengan apa yang Allah inginkan maka itu adalah kesalahan dan akibatnya adalah kegagalan.
Keempat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan kepada kita dari kebid'ahan dan perkara-perkara baru dalam agama. Betapa seringnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan ummatnya dari bahayanya bid'ah dan kerusakannya dengan penjelasan yang gamblang bahwasanya setiap bid'ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan berada di neraka.
Sungguh benar-benar sangat disayangkan bahwasanya banyak dari ummat Islam yang tidak berpegang teguh dengan Al-Qur`an tidak juga dengan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keyakinan-keyakinan mereka. Bahkan justru mereka telah dikuasai oleh bid'ah dalam jalan hidup mereka, dalam aqidahnya, ibadahnya, akhlaknya dan lain-lainnya. Yang sebenarnya ini merupakan sikap meniru-niru orang-orang kafir. Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Benar-benar kalian akan mengikuti jalan hidup orang-orang sebelum kalian (orang-orang Yahudi dan Nashara) sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai seandainya mereka masuk ke lubang biawak niscaya kalian pun akan memasukinya." (HR. Muslim)
Diambil dari Mudzakkiratul Hadiits An-Nabawiy fil 'Aqiidah wal ittibaa' hadits ke-10, karya Asy-Syaikh Al-'Allaamah Rabi' bin Hadi Al-Madkhaliy dengan beberapa perubahan.

Empat Wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
1. Bertakwa kepada Allah 'azza wa jalla
Wasiat Rasulullah yang pertama adalah agar kita bertakwa kepada Allah.
Takwa adalah wasiatnya Allah kepada orang-orang dahulu (sebelum ummat Islam) dan orang-orang sekarang (ummat Islam).
Allah berfirman,
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللهَ
"Dan sungguh Kami telah mewasiatkan (memerintahkan) kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kalian dan (juga) kepada kalian, bertakwalah kepada Allah." (An-Nisaa`:131)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Bertakwalah kepada Allah di mana pun kalian berada. Dan ikutilah perbuatan yang jelek dengan perbuatan yang baik, niscaya perbuatan yang baik tersebut akan menghapuskan dosa perbuatan yang jelek. Dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik." (HR. At-Tirmidziy dari Abu Dzarr dan Mu'adz bin Jabal radhiyallaahu 'anhumaa, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiihul Jaami' 96)
Adapun yang dimaksud takwanya seorang hamba kepada Rabbnya adalah dia menjadikan antara dirinya dan apa-apa yang dia takuti dari Rabbnya berupa kemurkaan-Nya, kemarahan-Nya dan siksaan-Nya sebuah perlindungan/benteng yang akan melindunginya dari apa yang dia takutkan tersebut. Yaitu dengan cara melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan. Dalam artian dia melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya yang dilandasi keikhlasan dan mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu menyatakan, "Takwa adalah Allah ditaati dan tidak dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri."

2. Taat kepada Penguasa
Wasiat kedua adalah taat kepada penguasa kaum muslimin. Yang merupakan kewajiban atas semua kaum muslimin. Bahkan Allah telah memerintahkannya dalam firman-Nya,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian." (An-Nisaa`:59)
Yang dimaksud ulil amri dalam ayat ini adalah para 'ulama dan para penguasa kaum muslimin, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir dan lainnya dari kalangan ahli tafsir.
Hal ini juga diperkuat oleh sabda beliau,
"Barangsiapa yang taat kepadaku maka sungguh dia taat kepada Allah. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku maka dia bermaksiat kepada Allah. Dan barangsiapa yang taat kepada amirku (yakni penguasa kaum muslimin) maka dia taat kepadaku. Dan barangsiapa bermaksiat kepada amirku, berarti dia bermaksiat kepadaku." (HR. Al-Bukhariy dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Akan tetapi taat kepada penguasa terbatas pada perkara yang ma'ruf (yakni selain maksiat). Kita taat kepada mereka ketika mereka memerintahkan yang wajib, yang sunnah ataupun yang mubah. Ketika mereka memerintahkan maksiat maka kita tidak boleh mentaatinya.
Rasulullah bersabda,
"Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya ketaatan itu dalam perkara yang ma'ruf." (HR. Al-Bukhariy dan Muslim dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka bermaksiat kepada Allah." (HR. Al-Imam Ahmad)

3. Berpegang Teguh dengan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun
Wasiat yang ketiga adalah wajib bagi kita untuk berpegang teguh dengan sunnahnya beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dan sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun (Abu Bakr, 'Umar, 'Utsman dan 'Ali).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan kepada kita bahwa siapa saja yang hidup sepeninggal beliau maka dia akan menjumpai perselisihan yang sangat banyak.
Hal ini diperkuat dalam hadits yang masyhur tentang iftiraaqul ummat (perpecahan ummat). Di antaranya hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallaahu 'anhuma, dia menyatakan, "Ketahuilah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami, lalu beliau bersabda, "Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian dari kalangan Ahli Kitab telah terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan ummat ini (ummat Islam) akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Tujuh puluh dua golongan di neraka dan satu golongan di surga, yaitu Al-Jama'ah." (Lihat Shahiihul Jaami' no.2638)
Di dalam riwayat lain dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash diterangkan bahwasanya golongan yang selamat tersebut (yang dalam hadits Mu'awiyah dinamakan Al-Jama'ah) adalah orang-orang yang mengikuti aku dan para shahabatku.
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa wajib bagi kita untuk memahami Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahamannya para shahabat. Karena dalam hadits yang kita bahas ini (hadits Al-'Irbadh bin Sariyah) ketika terjadi perselisihan ummat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan kepada kita agar berpegang teguh dengan sunnah beliau dan sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun. Beliau tidak mencukupkan, "Berpeganglah kalian dengan sunnahku!" Akan tetapi beliau memerintahkan kepada kita di samping berpegang teguh dengan sunnah beliau, kita juga harus berpegang teguh dengan sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun. Dalam artian kita mengikuti sunnahnya Al-Khulafaa`ur Raasyiduun dalam menerapkan sunnahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ini menunjukkan akan wajibnya memahami Islam dengan pemahaman mereka (para shahabat) terlebih khusus Al-Khulafaa`ur Raasyiduun.

4. Hati-Hati dari Kebid'ahan
Wasiat Rasulullah yang terakhir dalam hadits ini adalah wajib bagi kita untuk menjauhi segala bid'ah. Adapun yang dimaksud bid'ah adalah setiap keyakinan atau amalan atau ucapan yang diada-adakan setelah wafatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan niatan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, akan tetapi tidak ada dalil padanya baik dari Al-Qur`an, As-Sunnah ataupun perbuatannya Salafus Shalih (para shahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in).
Dalam hadits ini dijelaskan bahwa seluruh bid'ah (perkara baru dalam agama) adalah kesesatan. Tidak ada yang baik padanya. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam seluruh haditsnya yang menerangkan tentang bid'ah beliau menyatakan bahwa semua bid'ah adalah sesat.
Bahkan bid'ah lebih berbahaya daripada kemaksiatan. Orang yang sudah terjerumus kepada bid'ah maka dia susah untuk bertaubat karena dia merasa beribadah kepada Allah. Adapun orang yang bermaksiat dia merasa dirinya telah berbuat dosa kepada Allah sehingga besar kemungkinannya untuk bertaubat kepada Allah dibandingkan orang yang berbuat bid'ah.
Semoga Allah selalu membimbing kita agar tetap istiqamah dalam menempuh jalan yang lurus, aamiin.
Wallaahu A'lam bish-Shawaab.

Maraaji': Qawaa'id wa Fawaa`id minal Arba'iin An-Nawawiyyah, hadits ke-28 dan Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid.

Kemiskinan yang Kalian Takutkan?

By Unknown | At 08.33.00 | Label : | 0 Comments


Kebanyakan manusia takut terjatuh ke dalam kemiskinan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk menghindarinya. Mereka begitu sedih dan berduka cita ketika mengalami kekurangan harta. Bahkan sampai-sampai di antara mereka ada yang menukar agamanya hanya untuk mendapatkan sebagian harta benda duniawi. Seperti datang ke dukun, paranormal dan yang sejenisnya untuk meminta jimat, jampi-jampi dan sejenisnya kepada mereka. Atau memelihara/meminta bantuan makhluk halus (baca:jin) dalam rangka mendapat kekayaan. Dengan ini mereka telah menjual aqidah dan agamanya dengan kesenangan duniawi yang rendah dan sesaat. Nas`alullaahas salaamah wal 'aafiyah.
Benarkah kemiskinan yang perlu kita takutkan? Benarkah kemiskinan yang dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam atas ummatnya?
عَنْ عَمْرو بْنِ عَوْفٍ الأَنْصَارِيِّ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ بَعَثَ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ إِلَى الْبَحْرَيْنِ يَأْتِي بِجِزْيَتِهَا، فَقَدِمَ بِمَالٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ، فَسَمِعَتِ الأَنْصَارُ بِقُدُوْمِ أَبِي عُبَيْدَةَ، فَوَافَوْا صَلاَةَ الْفَجْرِ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ، فَلَمَّا صَلَّى رَسُوْلُ اللهِ، اِنْصَرَفَ، فَتَعَرَّضُوْا لَهُ، فَتَبَسَّمَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ رَآهُمْ، ثُمَّ قَالَ: ((أَظُنُّكُمْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدِمَ بِشَيْءٍ مِنَ الْبَحْرَيْنِ)) فَقَالُوْا: أَجَل يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَقَالَ: ((أَبْشِرُوْا وَأَمِّلُوْا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا، فَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ))
Dari 'Amr bin 'Auf Al-Anshariy radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Abu 'Ubaidah Ibnul Jarrah radhiyallahu 'anhu ke negeri Bahrain untuk mengambil upeti dari penduduknya (karena kebanyakan mereka adalah Majusi �pent). Lalu dia kembali dari Bahrain dengan membawa harta. Maka orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu 'Ubaidah. Lalu mereka bersegera menuju masjid untuk melaksanakan shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat beliau pun berpaling (menghadap ke arah mereka). Lalu mereka menampakkan keinginannya terhadap apa yang dibawa Abu 'Ubaidah dalam keadaan mereka butuh kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum ketika melihat mereka.
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu 'Ubaidah telah datang dengan membawa sesuatu (harta) dari Bahrain." Maka mereka menjawab, "Tentu Ya Rasulullah." Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka." (HR. Al-Bukhariy no.3158 dan Muslim no.2961)

Jangan Takut dengan Kemiskinan!
Ketika Abu 'Ubaidah kembali dengan membawa harta dari negeri Bahrain, terdengarlah hal ini oleh orang-orang Anshar. Lalu mereka pun bersegera mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk melaksanakan shalat shubuh. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selesai shalat, mereka menampakkan keinginannya terhadap apa yang dibawa Abu 'Ubaidah dalam keadaan mereka butuh kepadanya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun tersenyum yakni tertawa tanpa mengeluarkan suara. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tersenyum karena mereka datang dalam keadaan mengharapkan harta.
Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku menduga kalian telah mendengar bahwa Abu 'Ubaidah telah datang dengan membawa sesuatu (harta) dari Bahrain." Maka mereka menjawab, "Tentu Ya Rasulullah." Yakni kami telah mendengarnya dan kami sengaja datang untuk mendapatkan bagian kami.
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bergembiralah dan harapkanlah apa-apa yang akan menyenangkan kalian. Maka demi Allah! Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian."
Berarti kemiskinan bukanlah yang dikhawatirkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atas kita.
Bahkan kadang-kadang kemiskinan bisa menjadi kebaikan bagi seseorang ketika dia bersabar dan tetap taat kepada Allah ? dalam kemiskinannya tersebut.
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian." Yakni aku tidak mengkhawatirkan kemiskinan atas kalian.
Karena sesungguhnya orang yang miskin secara umum lebih dekat kepada kebenaran daripada orang yang kaya.
Perhatikanlah oleh kalian keadaan para rasul! Siapakah yang mendustakan mereka? Yang mendustakan mereka adalah para pembesar kaumnya, orang-orang yang paling jeleknya dan orang-orang kaya. Dan sebaliknya, kebanyakan yang mengikuti mereka adalah orang-orang miskin. Sampai pun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kebanyakan yang mengikuti beliau adalah orang-orang miskin.
Maka kemiskinan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Jangan sampai kita takut miskin atau tidak bisa makan. Jangan sampai selalu terbetik dalam hati kita, "Besok kita makan apa?" Jangan khawatir! Yang penting kita berusaha mencari rizki dengan cara yang halal, berdo'a dan bertawakkal kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin rizki seluruh makhluk-Nya.
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak ada suatu yang melata pun (yakni manusia dan hewan) di muka bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya." (Huud:6)
Bahkan sesuatu yang harus kita khawatirkan adalah ketika dibentangkan dunia kepada kita. Yakni ketika kita diuji dengan banyaknya harta benda. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Akan tetapi aku khawatir akan dibentangkan dunia atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian pun berlomba-lomba padanya sebagaimana mereka berlomba-lomba padanya. Kemudian dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka."
Menghancurkan kalian artinya menghilangkan agama kalian yakni dikarenakan dunia, kalian menjadi lalai dan meninggalkan ketaatan kepada Allah.

Bahayanya Dunia bagi Seorang Muslim
Dunia sangat berbahaya bagi seorang muslim. Inilah kenyataannya. Lihatlah keadaan orang-orang di sekitar kita. Ketika mereka lebih dekat kepada kemiskinan (yakni dalam keadaan miskin), mereka lebih bertakwa kepada Allah dan lebih khusyu'. Rajin shalat berjama'ah di masjid, menghadiri majelis 'ilmu dan lain-lain. Namun, ketika banyak hartanya, mereka semakin lalai dan semakin berpaling dari jalan Allah. Dan muncullah sikap melampaui batas dari mereka.
Akhirnya, sekarang manusia menjadi orang-orang yang selalu merindukan keindahan dunia dan perhiasannya: mobil, rumah, tempat tidur, pakaian dan lain-lainnya. Dengan ini semuanya, mereka saling membanggakan diri antara satu dengan lainnya. Dan mereka berpaling dari amalan-amalan yang akan memberikan manfaat kepadanya di akhirat.
Jadilah majalah-majalah, koran-koran dan media lainnya tidaklah membicarakan kecuali tentang kemegahan dunia dan apa-apa yang berkaitan dengannya. Dan mereka berpaling dari akhirat, sehingga rusaklah manusia kecuali orang-orang yang Allah kehendaki.
Maka kesimpulannya, bahwasanya dunia ketika dibukakan �kita memohon kepada Allah agar menyelamatkan kami dan kalian dari kejelekannya- maka dunia itu akan membawa kejelekan dan akan menjadikan manusia melampaui batas.
كَلاَّ إِنَّ الإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Al-'Alaq:6-7)
Dan sungguh Fir'aun telah berkata kepada kaumnya,
يَاقَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلاَ تُبْصِرُونَ
"Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kalian tidak melihat(nya)?" (Az-Zukhruf:51)
Fir'aun berbangga dengan dunia. Oleh karena itulah, maka dunia adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
Hadits di atas mirip dengan hadits berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ: جَلَسَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ، فَقَالَ: ((إِنَّ مِمَّا أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتِهَا))
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk di atas mimbar dan kami pun duduk di sekitar beliau. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya di antara yang paling aku takutkan atas kalian sepeninggalku adalah ketika dibukakan atas kalian keindahan dunia dan perhiasannya." (HR. Al-Bukhariy no.1465 dan Muslim no.1052)

Dunia Itu Manis dan Hijau
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan tentang keadaan dunia sekaligus memperingatkan ummatnya dari fitnahnya.
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: ((إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ))
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kalian pemimpin padanya. Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian. Maka takutlah kalian dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita." (HR. Muslim no.2742)
Sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau." Yakni manis rasanya dan hijau pemandangannya, memikat dan menggoda. Karena sesuatu itu apabila keadaannya manis dan sedap dipandang mata, maka dia akan menggoda manusia. Demikian juga dunia, dia manis dan hijau sehingga akan menggoda manusia.
Akan tetapi beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga menyatakan, "Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kalian pemimpin padanya." Yakni Dia menjadikan kalian pemimpin-pemimpin padanya, sebagian kalian menggantikan sebagian yang lainnya dan sebagian kalian mewarisi sebagian yang lainnya.
"Lalu Dia akan melihat bagaimana amalan kalian." Apakah kalian mengutamakan dunia atau akhirat? Karena inilah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memperingatkan, "Maka takutlah kalian dari fitnahnya dunia dan takutlah kalian dari fitnahnya wanita."

Harta dan Kekayaan yang Bermanfaat
Akan tetapi apabila Allah memberikan kekayaan kepada seseorang, lalu kekayaannya tersebut membantunya untuk taat kepada Allah, dia infakkan hartanya di jalan kebenaran dan di jalan Allah, maka jadilah dunia itu sebagai kebaikan.
Kita semua tidak bisa lepas dari dunia secara keseluruhan. Kita butuh tempat tinggal/rumah, kendaraan, pakaian dan lain sebagainya. Bahkan kalau benda-benda tadi kita gunakan untuk membantu ketaatan kepada Allah niscaya kita mendapatkan pahala. Sebagai contohnya adalah kendaraan. Kita gunakan untuk menghadiri majelis 'ilmu atau kegiatan lainnya yang bermanfaat. Bahkan kita pun bisa mengajak teman-teman ikut bersama kita. Dengan menggunakan kendaraan sendiri kita bisa menghindari kemaksiatan seperti ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram) dan lainnya.
Akan tetapi jangan sampai kendaraan ataupun harta benda duniawi menjadikan kita bangga, sombong sehingga akhirnya merendahkan dan meremehkan orang lain. Jadikan harta tersebut sebagai alat bantu untuk taat kepada Allah yang dengannya kita bisa menjadi orang yang bersyukur.
Bahkan sebagian 'ulama mewajibkan untuk memiliki kendaraan pribadi. Dengan kendaraan tersebut seorang muslim akan terhindar dari ikhtilath dan kemaksiatan lainnya. Sedangkan menghindari maksiat adalah wajib. Sementara di dalam kaidah ushul fiqh disebutkan, "Suatu kewajiban tidak akan sempurna kecuali dengan sesuatu maka sesuatu itu adalah wajib."
Akan tetapi tentunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Jangan sampai karena ingin mendapatkan kendaraan, dia mati-matian mencari harta siang dan malam. Yang terbenak dalam otaknya adalah uang, uang dan uang. Sehingga lupa berdzikir kepada Allah, mempelajari agamanya, menghadiri majelis ilmu, shalat berjama'ah dan ketaatan lainnya.
Ingatlah selalu firman Allah subhanahu wa ta'ala,
فَاتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
"Maka bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian." (At-Taghaabun:16)
لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Al-Baqarah:286)
Oleh karena itulah, keadaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dan pada keridhaan-Nya seperti kedudukan orang 'alim yang telah Allah berikan hikmah dan ilmu kepadanya, yang mengajarkan ilmunya kepada manusia.
Maka di sana ada perbedaan antara orang yang rakus/ambisi terhadap dunia dan berpaling dari akhirat dengan orang yang Allah berikan kekayaan yang digunakannya untuk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat dan dia infakkan di jalan Allah.
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (Al-Baqarah:201)
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala selalu membimbing kita untuk mengamalkan apa-apa yang dicintai dan diridhai-Nya serta memperbaiki urusan-urusan kita. Aamiin. Wallaahu A'lam.

Maraaji': Syarh Riyaadhish Shaalihiin 2/186-189, Maktabah Ash-Shafaa; dan Bahjatun Naazhiriin 1/528, Daar Ibnil Jauziy.

Rabu, 15 Juni 2011

Tanda Akhir Zaman: Syahidnya Usamah Bin Ladin, Zionisme Kristen, Dan Apokaliptisisme Amerika (II)

By Unknown | At 08.05.00 | Label : , , | 0 Comments


Syahidnya Usamah Bin Ladin semakin memanaskan situasi di Timur Tengah. Anggota forum Jihadis hari tanggal dua mei lalu mengatakan bahwa mereka akan melakukan pembalasan jika berita tersebut memang benar. Sebuah poster pada Forum Anshar berbahasa Arab bahkan dengan tegas berkata, "Allah akan membalas dendam pada Anda, Anda anjing Romawi, Allah akan membalas Anda tentara salib ... ini adalah tragedi."
Forum Online untuk Jihadis telah menjadi alat kunci bagi menyebarnya pesan dari Usamah bin Ladin dan orang keduanya Ayman al-Zawahiri, serta cabang-cabang regional Al Qaidah, seperti al Qaidah di Jazirah Arab di Yaman.
Sedangkan di forum Kebangkitan Islam, beberapa peserta forum menyarankan kematian Usamah bin Ladin harus diterima dan pemimpin baru akan ditemukan. Seorang warga negara Amerika yang memimpin pasukan militer untuk kelompok pejuang Islam Al-Shabaab yang terkait Al-Qaeda di Somalia bersumpah untuk membalas kematian Sheikh Usamah Bin Ladin dan mengatakan kekhalifahan global akan segera terbentuk. Bahkan HAMAS pun yang selama ini bersebrangan dengan Al Qaida jika ikut mengecam pembunuhan Usamah. Dan ini sangat menakutkan bagi Israel.
Melihat Fakta Bersatunya Umat Muslim
Kenapa saya katakan bahwa Israel sangat takut dengan persatuan Islam, sebab itu berarti tidak saja memang jumlah mereka kalah secara kuantitas, tapi akan terbangunnya milisi ideologis pada faksi-faksi Islam. Dan ini sangat mengerikan bagi Israel.
Saya pernah mendapat bocoran dari Wisnu Dzikrullah (Sahabat Al Aqsha), ketika ia ditahan oleh tentara zionis di Pelabuhan Ashdod. Saat itu Wisnu mencoba menatap tepat kedua mata tentara itu, dan anda tahu betapa kalapnya tentara Israel ketika dipelototi Wisnu. Dan anda bayangkan, jika di tiap tangan umat muslim ada sebuah senjata yang siap menyerang Israel dan Amerika, dan itu serempak dilakukan oleh 1,6 Milyar rakyat muslim dunia. Apa jadinya?
Menurut sebuah studi yang pernah dirilis bahwa jumlah kaum Muslimin diperkirakan akan mencapai 2,2 miliar jiwa pada tahun 2030, dibandingkan dengan 1,6 miliar pada tahun 2010 yaitu mewakili 26,4 persen dari penduduk dunia, dibandingkan dengan 23,4 persen saat ini, sementara dalam tahun 1990,nisbat mereka belum melebihi 20 persen.

Bahkan Menurut BPS Palestina, jumlah rakyat Palestina saat ini meningkat delapan kali lipat sejak peristiwa pengusiran besar-besaran rakyat Palestina oleh Israel pada tahun 1948. Tepatnya pada tanggal 15 Mei 1948, Yahudi Zionis mengusir sekitar 700.000 rakyat Palestina dari rumah-rumah mereka, menyusul pengumuman pendirian negara Yahudi Israel sehari sebelumnya.
Ini tentu berbanding terbalik dengan orang Yahudi. Di Israel, memiliki anak adalah sebuah hal yang merepotkan. Banyak kelompok Yahudi memilih untuk tidak memiliki keturunan semata-mata persoalan dunia. Kecintaan mereka terhadap dunia membuat mereka berprinsip “banyak anak, banyak pengeluaran.”
Ustadz Abdurrahman Al Baghdadi, salah seorang Tokoh Ulama di Indonesia, dalam presentasinya tentang Revolusi Timur Tengah di Ponpes Husnayain bulan lalu, pernah mengatakan bahwa Revolusi Timur Tengah bisa kita lihat dalam segi positif yakni tentang kesadaran umat muslim bahwa mereka telah diperalat oleh Imperialisme dan raja-raja sekuler selama ini. Hal ini akan menjadikan umat muslim sadar pada posisinya dan bukti kedatangan Imam Mahdi akan semakin dekat.
American Messianic
Namun uniknya kaum Judeo Christ pun juga sama-sama menunggu sang Mesiah. Mereka sangat yakin messiah akan melindungi mereka melawan orang-orang Islam. Menurut Smithals Dictionary of the Hitory of Ideas (2004), seperti dikutip oleh Professor Abdul Hadi, berkembangnya apokaliptisisme di Amerika bermula dengan munculnya kelompok Adventis dan gerakan kesaksian Yehova atau Yahwe.
Di antara pokok ajaran kelompok ini ialah bahwa seorang yang beriman harus meyakini kehadiran Roh Kudus dalam diri manusia dan kedatangan Isa Almasih untuk kedua kalinya di dunia ini, Kecuali itu ia harus meyakini bahwa isi Bibel itu sepenuhnya benar, karena ia merupakan satu-satunya kitab yang diwahyukan.

Berdasarkan kepercayaan itu William Miller, pendeta yang merintis lahirnya kelompok Adventis pada abad ke-19, meramalkan bahwa Isa Almasih akan turun kembali ke dunia antara tahun 1843-4. Teolog lain Charles T. Russel mengemukakan bahwa Isa Almasih muncul secara rahasia pada tahun 1874 dan akan mulai mewujudkan misinya pada tahun 1914. Berdasarkan pengakuan Russel inilah Gerakan Kesaksian Yehova lahir.

‘Bismillah’ dalam Lagu Bohemian Rhapsody Queen Bukan Menggambarkan Allah

By Unknown | At 07.57.00 | Label : , , , | 0 Comments

“Bismillah! We will not let you go. (Let him go!) Bismillah! We will not let you go…. Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me…. Gallileo, Gallileo, Gallileo, Gallileo Gallileo figaro-Magnifico-
Syair diatas adalah secuplik lagu legendaries Queen yang berjudul “Bohemian Rhapsody”. Pecinta rock tahun 1970-1990-an mana yang tak kenal lagu itu? Lagu Bohemian Rhapsody ditulis oleh Freddie Mercury untuk album A Night at The Opera tahun 1975 dan dinotbatkan oleh Guiness Book of Records sebagai Lagu terfavorit di Inggris (31.000 responden lebih). Bohemian Rhapsody dimainkan dengan menggunakan kunci-kunci aneh. Nada dasarnya cepat sekali berubah. Musiknya mempunyai struktur chord yang susah dimainkan dan dinyanyikan.
Dalam sebuah versi dikatakan bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang yang akan dieksekusi mati karena telah membunuh seseorang. Ia menuliskan atau lebih tepatnya menceritakan pesan terakhirnya kepada ibunya sendiri untuk menjelaskan kondisinya sekarang.
Namun jika kita mau merenung, meneliti, dan mengkaji lebih mendalam, akan kita temukan kaitan kuat antara lagu tersebut dengan pemaknaan paganisme yang dilakukan Freddie Mercury. Bisa dikatakan lagu Bohemian Rhapsody adalah semacam manifestasi Lucifer dan kekuatan Majusi yang dianut oleh Freddie Mercury sebagai seorang pemeluk Zoroaster.
Nuansa Lucifer akan makin terasa kuat dengan penyebutan mantra yang dikaitkan dengan nama Galileo dalam Bohemian Rhapsody. Galileo Galile sendiri adalah seorang penyempurna teleskop berhaluan illuminati, sebuah gerakan yang dibentuk oleh para ilmuwan penentang kejumudan Gereja di Eropa abad pertengahan namun memendam misi Luciferian dan dipimpin oleh Galileo Galile sendiri.
Arti kata Bohemian dalam Lagu Queen ini sangat terkait erat kepada Bohemian Club (1872) sebagai salah satu sekte paganisme yang muncul di Amerika dan bergerak lewat jalur Underground. Bohemian Club selama dua ratus tahun berdiri adalah bagian dari kelompok penyembah setan.
Ritual Bohemian Club, sendiri didasari akan semangat penyembahan terhadap satanisme. Salah satu ritual member Bohemian Club adalah melaksanakan ritus pagan yang sangat megah di Bohemian Grove dengan cara melakukan Cremation of Care Ceremony, yakni mengorbankan seorang anak dengan cara di bakar hidup-hidup. Acara ini pun secara turin dilakukan tiap tahunnya.
Upacara lainnya yang dilaksanakan para penganut paganisme ini adalah ritus menyembah sebuah patung burung hantu (owl) raksasa setinggi 40 kaki, dan mengorbankan manusia di altarnya. Perwujudan Burung hantu pun kita bisa lihat di uang 1 dollar Amerika tersembunyi dalam sudut mata uang yang tampil dengan lambang mata satu itu.
Maka itu tidaklah heran, bahwa para anggota Bohemian Club di Amerika banyak diisi para pejabat pemerintahan seperti George Bush, Bill Clinton, Richard Nixon, Jimmy Carter, Colling Power, Hendry Kissinger, termasuk mantan Gubernur California saat ini, Arnold Schwarzeneger.
Sejarah kelahiran Bohemian dibentuk pada tahun 1872 oleh 5 orang Jurnalis Amerika. Club ini terletak 75 mil di luar San Fransisco. Perkumpulan ini mempunyai sebuah tempat untuk berkumpul yang diberi nama Bohemian Grove. Luas Grove ini pun tidak main-main yakni mencapai 2700 acres.
Bohemian Club (BC) saat ini sudah berkembang menjadi organisasi bagi orang terkenal dan kaya yang melangsungkan ritualnya selama 2 minggu tiap tahunnya. Akibat geraknya yang rahasia, Kelompok ini pun luput dari perhatian wartawan dan media massa.
Para member Bohemian banyak dari mereka adalah CEO berpengaruh di dunia, orang-orang pemerintah, finance, industri, dan penguasa media berkumpul untuk mendengarkan pidato, propaganda, jaringan, dan saling membagi agenda. Mereka juga mengadakan upacara Druid-like depan patung, lengkap dengan pakaian, api, mantera dan ritual-ritual lainnya.
Lalu apa kaitannya dengan Queen? Freddie Mercury sebagai seorang Zoroaster, tahu betul arti dari Bohemian. Kebiasannya menyembah api sebagai keyakinan seorang Majusi menandakan semangat Lucifer dalam dirinya. Lirik kekuatan Lucifer pun akan sangat terasa dalam lagu Bohemian Rhapsody-nya.
Kita jangan kira bahwa frase bismillah yang dinyanyikan dalam lagu Bohemian Rhapsody memiliki arti ‘dengan menyebut nama Allah’ adalah mutlak mengasosiasikan tentang Islam. Sebab tak lama setelah menyebut Bismillah, Freedie Mercury menyelipkan kata Beelzebub, sebagai sebuah personifikasi iblis dalam keyakinan para bohemian.
Beelzebub sendiri adalah nama yang disebut di dalam Alkitab memiliki kaitan dengan Satan. Sejatinya, Beelzebub atau Beelzebul adalah nama dewa orang Filistin dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya "Dewa Lalat" dan juga digunakan di Perjanjian Baru sebagai sinonim untuk Setan.
Dikatakan bahwa Beelzebub adalah iblis yang menyebabkan kehancuran, dialah yang membuat setan-setan disembah manusia, membuat nafsu berat, dan membuat kecemburuan dalam kota juga pembunuhan, lalu membuat peperangan. Beelzebub juga termasuk tiga Fallen Angels terkenal yaitu, Beelzebub, Lucifer, dan Leviathan. Dia juga mewakili 7 dosa besar yaitu Glutonny atau Kerakusan.
Dalam Perjanjian Salomo, Beelzebul muncul sebagai pangeran dari setan dan mengatakan bahwa ia adalah mantan malaikat surga. Sedangkan dalam Injil Nikodemus, dikatakan bahwa Beelzebul adalah nama sekunder dari Setan.
Akhirnya kita bisa menganalisa bahwa Bohemian Rhapsody adalah ritual dari kepercayaan pagan majusi Freddie Mercury. Kita harus tahu bahwa dalam agama Majusi, mereka memiliki dua buah Tuhan, yaitu Tuhan Kebaikan dan Tuhan Keburukan. Sesuai namanya, dua Tuhan ini pun saling bertentangan. Tuhan kebaikan disebut dengan nama Ahura Mazda. Sedangkan Tuhan Keburukan disebut dengan nama Ahriman. Ahura Mazda selalu bertarung dengan Ahriman sebagai penguasa kegelapan. Hingga pada perkembangannya, Ahriman diadopsi orang-orang Ibrani sebagai setan, Iblis, Azazil, atau Lucifer.

Oleh karena itu, pada suatu versi lainnya diceritakan bahwa Bohemian Rhapsody sendiri adalah lagu yang menceritakan seseorang yang miskin (I am just a poor boy) yang akan dihukum mati (Open your eyes Look up to the skies and see) untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya yang konon karena membunuh (just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger, now his dead). Tapi dia tidak ingin ada orang yang kasihan kepadanya (I need no sympathy). Dan kemudian dia membaca mantra agar dibebaskan dari hukumannya dan meminta pertolongan dari Ahura Madza (Bismillah) dan juga Tuhan Keburukan (Beelzebub/Ahriman).
Jadi, penyebutan nama Allah oleh Freddie Mercury jelas sama sekali tidak menggambarkan Allah, tapi lebih kepada doktrin Majusi, Lucifer, paganisme, tentang pertarungan dalam kehidupan Freddie sendiri. Secara logika jua, kita bisa berfikir bagaimana mungkin seorang Majusi justru mendakwahkan Islam lewat lagunya. Wallahua’lam. (eramuslim)

Karantina: Temuan Nabi Saw.

By Unknown | At 07.54.00 | Label : , , , , | 0 Comments

Oleh Dr. Mohamad Daudah

“Jika kalian mendengar tentang wabah wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Selain itu, Nabi Saw. juga bersabda: “Orang yang melarikan diri dari tempat wabah adalah seperti orang yang melarikan diri dari pertempuran di jalan Allah. Dan barangsiapa yang sabar dan tetap di tempatnya, maka dia akan diberi pahala dengan pahala seorang yang mati di jalan Allah.” (HR Ahmad)
Ilmu pengetahuan modern sudah bisa mengerti cara-cara di mana mikro-organisme berkembang biak dan menyebabkan penyakit. Para ilmuwan menegaskan bahwa orang sehat yang tidak memiliki gejala-gejala di tempat wabah itu bisa membawa mikroba sehingga menjadi ancaman nyata karena ia dapat mentransfer wabah ke tempat lain jika mereka pindah ke tempat itu.
Dengan demikian, sistem karantina ini, di mana semua orang-orang kota yang menderita wabah dicegah meninggalkan tempat tersebut, dan pengunjung juga dicegah masuk, sekarang telah diberlakukan di seluruh dunia. Pada abad ke-15, wabah penyakit melanda Eropa menyebabkan kematian seperempat warganya. Pada saat itu, malapetaka dan penyakit menular jauh lebih sedikit di dunia Muslim.
Pada zaman Nabi Saw., dan sebelum Pasteur berhasil menemukan keberadaan mikroba, orang biasanya berpikir bahwa wabah penyakit yang terjadi it disebabkan oleh setan dan bintang-bintang. Menurut merkea, wabah tersebut tidak berhubungan dengan kebersihan atau perilaku tertentu, sehingga mereka mengadakan ritual magis untuk mengatasinya.
Dalam kondisi seperti itu, Nabi Saw. memberlakukan sistem karantina yang dianggap dasar pencegahan modern setelah penemuan mikroba yang menyebabkan penyakit. Nabi Saw. memerintahkan para sahabat, “Jika kalian mendengar tentang wabah wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di tempat kalian berada, maka janganlah kalian jangan meninggalkan tempat itu.”
Untuk memastikan bahwa perintah akan dilaksanakan dengan baik, Nabi Saw. mendirikan tembok di sekitar daerah wabah dan menjanjikan kepada orang-orang yang sabar dan tinggal di daerah wabah dengan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sementara mereka yang melarikan diri dari tempat tersebut diancam dengan malapetaka dan kebinasaan. Jadi, Nabi Saw. bersabda: "Orang yang melarikan diri dari tempat wabah itu adalah seperti yang melarikan diri dari pertempuran di jalan Allah. Sedangkan orang yang sabar dan tinggal di mana dia berada akan diberi pahala seperti pahala seorang mujahid.”
Jika orang yang sehat dua ratus tahun diminta untuk tinggal dengan orang sakit di daerah wabah, maka ia akan menganggap hal semacam itu sebagai omong kosong. Dan karena didasari keinginan untuk hidup, maka dia harus melarikan diri ke tempat lain. Hanya orang muslim yang tidak melarikan diri dan meninggalkan tempat wabah sesuai dengan instruksi Nabi sa. Orang-orang non-muslim mengejek tindakan mereka sampai kemudian mereka menemukan bahwa mereka yang tampak sehat tanpa gejala adalah pembawa kuman yang mungkin mentransfer wabah ke tempat lain jika mereka pindah ke sana. Mereka akan bergerak bebas dan berbaur dengan orang yang sehat, sehingga mereka dapat menyebabkan orang lain terserang penyakit.
Siapakah yang memberitahu Nabi Saw. tentang fakta ini? Bisakah seorang manusia tahu sesuatu seperti ini empat belas abad yang lalu, ataukah wahyu dari Yang Maha Mengetahui, Allah Yang Maha Kuasa. Allah Yang Mahakuasa berfirman:
“Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." (QS An-Naml [27]: 93)

Sesak Nafas Di Ketinggian

By Unknown | At 07.53.00 | Label : , , , , | 0 Comments

Oleh Dr. Mohamad Daudah

فَمَنْ يُرِدِ اللهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ (125)
“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-An’am [6]: 125)
Formasi atmosfer sebelumnya tidak diketahu sampai Pascal membuktikan keberadaannya pada 1648. Ia membuktikan bahwa tekanan udara berkurang ketika kita pergi ke tempat yang lebih tinggi di atas permukaan laut.
Belakangan diketahui bahwa udara di lapisan bawah atmosfer lebih padat. Sekitar 50% dari massa udara terletak antara permukaan bumi hingga 20.000 meter di atas permukaan laut, dan 90% terletak antara permukaan bumi hingga 50.000 meter di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, kerapatan udara berkurang secara vertikal hingga mencapai paling tekanan terendah di lapisan yang paling tinggi dari atmosfer, sebelum benar-benar menghilang di luar angkasa.
Ketika manusia berjalan lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut, hal itu tidak menyebabkannya berada dalam masalah serius, karena sistem pernafasan dapat mengatasi ketinggian 10.000 hingga 25.000 kaki di atas permukaan laut. Akan tetapi jika seseorang masuk ke luar angkasa, jumlah penurunan tekanan dan oksigen menyebabkan penutupan dada dan dyspnea (sesak napas). Kemudian, proses pernapasan menjadi sulit karena kekurangan oksigen dan sistem pernapasan sepenuhnya gagal, sehingga menyebabkan kematian.
Sudah lazim diketahui bahwa berbagai informasi tentang lapisan atmosfer tidak dikenal pada saat Alquran diturunkan. Akibatnya, tekanan rendah dan penurunan oksigen—sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan manusia—di lapisan yang lebih tinggi juga tidak diketahui. Orang-orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta-fakta ini. Sebaliknya, mereka percaya bahwa setiap kali seseorang menaiki tempat yang lebih tinggi, maka dia akan merasa lebih tenang dan bahagia serta bisa menikmati angin.
Ayat mulia ini jelas menunjukkan dua fakta yang telah hanya ditemukan akhir-akhir ini oleh ilmu pengetahuan modern. Yang pertama adalah dyspnea yang terjadi jika seseorang berjalan lebih tinggi di lapisan atmosfer karena kekurangan oksigen dan penurunan tekanan udara. Yang kedua adalah kesusahan napas yang mengarah pada kematian terjadi ketika seseorang berjalan lebih dari 30.000 meter di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh penurunan drastis tekanan udara dan kekurangan oksigen secara ekstrem.
Yang penting untuk dicatat adalah keajaiban pemilihan kata yashsha’adu (menaiki) yang menunjukkan suatu kondisi yang sulit dan menggambarkan rasa sakit dan penderitaan yang menyertainya. Ini merupakan indikasi pasti bahwa Al-Qur’an ini benar-benar bersumber dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.

Misteri Marah: Antara Sains dan Quran

By Unknown | At 07.52.00 | Label : , , , , | 0 Comments

Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw. meminta nasihat dan Nabi berpaling kepadanya, lalu beliau bersabda dengan berulang-ulang: "Jangan pernah marah!" (HR Bukhari)

Hal ini kemudian diperjelas oleh penelitian ilmiah yang menekankan bahwa kemarahan, secara psikologis dan rangsangan neorotik, tidak memiliki pengaruh yang lebih besar daripada berlari dalam hal meningkatkan denyut jantung dan memompa lebih banyak darah dan lebih cepat. Namun, marah tidak seperti berlari, pelari bisa berhenti jika dia mau, sedangkan marah tidak dapat dikuasai dengan mudah, terutama jika orang tersebut tidak terbiasa. Kemudian apa yang bisa terjadi?
Secara klinis terbukti bahwa orang-orang yang melampiaskan kemarahan dapat dengan mudah menderita hipertensi dan arteriosklerosis karena tekanan darah menjadi terlalu tinggi, sedangkan pembuluh darah kehilangan kemampuan untuk memperluas diri untuk menampung tambahan darah yang terpompa. Selain itu ada juga dampak psikologis dan sosial yang dapat merusak hubungan manusia.
Namun, layak diperhatikan bahwa yang menjadi pemikiran utama sejak lama adalah bahwa menahan marah juga menjadi pemicu banyak penyakit. Sebuah studi di Amerika menjelaskan bahwa marah dan menahwan marah memiliki bahaya kesehatan yang sama, meskipun berbeda tingkat keparahannya.
Jika kita menahan amarah, tidak akan ragu untuk menderita hipertensi dan kadang-kadang kanker. Dan dalam kasus lain, ini dapat menyebabkan serangan jantung mematikan, karena ledakan kemarahan akan terjadi, dan itu lebih sulit untuk dikontrol. Dan karena kondisi fisik begitu banyak terkait dengan psikologis, ini dapat menyebabkan organ-organ vital lainnya dan kelenjar untuk mengeluarkan hormon sampai-sampai mengganggu, dan akibatnya melemahkan sistem kekebalan, atau menghilangkannya sama sekali setelah terjadi keadaan kritis pada tubuh.
Jadi, ini menjelaskan mengapa sel-sel tubuh yang sehat dapat berubah menjadi kanker karena tidak adanya sistem kekebalan yang normal. Hal ini menunjukkan aspek ilmiah dan filsafat praktis di belakang pengulangan nasihat Nabi Saw. untuk menjaga ketenangan.
Di sisi lain, Dr.Ahmed Shawki Ibrahim, anggota dari Royal Society of Medicine di London dan konsultan kardiologi internal medicine, mengatakan bahwa kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah kepada kemarahan, sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan sementara mengikuti hawa nafsu seseorang menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain.
Secara umum, di samping penyakit-penyakit psikologis dan fisik lain seperti diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah dan menurut Dr Shawki, mengafirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus-menerus dapat mempercepat kematian manusia.
Nabi Muhammad Saw. memerintahkan kita untuk menahan diri jika marah karena setiap tindakan di waktu marah itu dapat membawa penyesalan ketika tenang.
Alquran menggambarkan amarah sebagai kekuatan jahat yang memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Ketika Nabi Musa Saw. kepada kaumnya, maka ia marah, lalu dilemparnya lembaran-lembaran kitab suci, lalu ia menarik kepala saudaranya. Kemudian ketika amarah Musa mereda, maka beliau mengambil lembaran-lembaran kitab suci tersebut. Tampak jelas perbandingan antara kedua kondisi tersebut.
Jadi, apa yang kita butuhkan adalah kontrol diri setelah iman yang kuat dan kepercayaan kepada Allah, Pencipta kita. Petunjuk Nabi Saw. mengajarkan kepada kita bahwa kekuatan itu identik dengan ketenangan, bukan kemarahan yang tak terkontrol.
Obat penenang juga tidak dapat menjadi solusi, karena efeknya justeru negatif.
Penggunaan obat penenang sering mereka dapat menjadikan kecanduan sehingga tidak dapat dihentikan. Cara mengatasinya adalah dengan mengubah perilaku manusia itu sendiri dalam menghadapi masalah sehari-hari, yaitu dengan ketenangan dan kehalusan, bukan dengan marah. Dr. Shawki menambahkan bahwa ada dua terapi psikologis untuk meredakan kemarahan:
Pertama: mengurangi kepekaan emosional dengan melatih pasien, di bawah pengawasan medis, untuk bersantai jika bertemu dengan situasi sulit sedangkan ia tidak merasakan kegembiraan.
Kedua: melalui relaksasi psikologis dan fisik, sembari mengingat pengalaman yang paling sulit dan mengubah posisi fisik, yaitu berdiri, duduk atau berbaring.
Walaupun ini adalah yang direkomendasikan oleh obat ini sangat beberapa tahun terakhir, Nabi-saw-mengajarkannya kepada para sahabatnya dalam hadis yang mengatakan bahwa bila seseorang merasa marah sambil berdiri (misalnya) mereka dapat duduk atau berbaring untuk mengusir kemarahan pergi.

Sinyal Alquran tentang Bintang Runtuh di Pusat Galaksi

By Unknown | At 07.50.00 | Label : , , , , | 0 Comments

Oleh Abduldaem Al-Kaheel

Ketika para ilmuwan mengamati Stellar Collapse di Galactic Center, kita mungkin menemukan sinyal Quran yang luar biasa di dalam ayat,
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى
“Demi bintang ketika terbenam.” (QS An-Najm [53]: 1)
Ilmuwan Astronomi dan galaksi mulai memeriksa informasi baru yang berasal dari pusat galaksi yang berisi planet kita. Informasi ini merupakan data primer yang selanjutnya dapat mengungkapkan inti galaksi yang masif ini. Para ilmuwan juga memulai menganalisis data yang menarik ini diperoleh bentuk pengamatan berlanjut dan diobvervasi dengan salah satu teleskop terbesar di dunia, Gemini North di Observatorium Gemini, Hawaii, lautan Pasifik.

Gambar menarik ini menunjukkan runtuhnya bintang dengan awan kosmis sangat besar di inti galaksi Bima Sakti. Para ilmuwan percaya bahwa gambar-gambar ini akan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang akan mengubah pemahaman saat ini tentang pusat galaksi.
Bintang aneh, yang memiliki nama taksonomi ARS 8, menurut para ilmuwan, adalah massa kumpulan gas sampai dekat Gemini Utara. Teknik optikal yang digunakan di dalamnya menunjukkan bahwa gambar ini adalah bintang ambruk di kosmik gas dan awan debu dekat pusat galaksi.
Pengungkapan tentang bintang ini dianggap sebagai keberhasilan besar dalam upaya memahami hakikat inti galaksi melalui pengetahuan ilmuwan tentang bagaimana bintang-bintang dan gas kosmis bergerak relatif, juga studi intensif komponen awan gas, keadaan dan kondisi iklim yang mengelilingi bintang. Hal ini berarti bahwa metode ilmiah baru dalam mencari rincian pada pusat galaksi Bima Sakti akan dikembangkan kemudian.
Pusat galaksi, menurut para ilmuwan, adalah sebuah tempat yang menarik dan aneh, karena mungkin untuk mengamati lingkaran cincin gas kosmik dan bintang-bintang yang berputar dengan cepat di sekitar Black Hole sangat besar oleh ukuran-ukuran kosmis.

Gambar: bintang yang sangat cemerlang bergerak di alam semesta yang luas. Para ilmuwan mengatakan bahwa semua bintang bergerak dengan cepat dan bahwa tidak ada bintang yang tenang, seperti yang terpikir di masa lalu. Allah yang Maha Perkasa menyatakan di dalam Alquran: "Mereka masing-masing mengambang dalam garis edarnya." (Yasin: 40). Sumber: NASA.

Gambar The Brilian Galaxy M101. Para ilmuwan mengatakan bahwa alam semesta memiliki milyaran galaksi yang masing-masing terdiri dari miliaran bintang. Semua bintang berputar dan bergerak, beberapa di antaranya runtuh ke pusat galaksi, beberapa bintang membentur bintang lain, dan ada lebih banyak hal yang tidak ada yang tahu kecuali Allah Ta'ala.
Yang mengejutkan tentang wahyu ini adalah bahwa Alquran telah menunjukkan fakta Stellar Collapse dan bintang rotasi cepat. Allah berfirman:
“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.” (QS An-Najm [53]: 1-5)
Ayat-ayat ini menyebutkan banyak karakter yang dimiliki semua bintang seperti: bintang runtuh, bintang cepat rotasi, semua bintang kehabisan bahan bakar lalu runtuh dan meledak. Oleh karena itu, kata hawa (runtuh atau jatuh) dalam ayat pertama secara akurat dapat mengekspresikan fenomena ini.
Oleh karena itu, Allah swt, telah bersumpah dengan fenomena ini yang kita menyadari baru-baru ini bahwa Rasul, Muhammad saw, tidak berbicara menurut keinginan sendiri dan bahwa setiap kata yang dikatakan adalah wahyu dari Allah. Seolah-olah Allah Ta'ala ingin berkata kepada setiap orang yang mencurigai kejujuran Muhammad bahwa saat ketika ia menemukan fenomena ini dan observatorium mendeteksi gambar-gambar yang ia tidak akan pernah meragukan antara bintang runtuh.
Selama Anda tidak meragukan fenomena menakjubkan yang ditemukan sekarang, padahal ia tidak diketahui pada saat Al-Quran diturunkan, maka Anda harus menyadari bahwa Al-Qur’an ini bersumber dari Allah Ta'ala.
Akhirnya, kita dapat mengatakan bahwa riset dan studi dapat berfungsi sebagai bukti nyata tentang kejujuran Alquran dan pesan Islam.

Penyusuan yang Sempurna: Antara Sains dan Alquran

By Unknown | At 07.49.00 | Label : , , , , | 0 Comments

Oleh Abd-Alda'em Al-Kheel

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bahwa makanan sempurna untuk bayi adalah air susu ibu, dan bahwa memberi makan tidak akan lengkap tanpa ibu menyusui bayinya selama dua tahun. Itulah yang dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia di awal abad 20. Sesuatu yang telah dikatakan Al-Qur’an empat belas abad yang lalu.
Para dokter berpikir menyusui bayi hanya hanya memberi dampak psikologis hubungan dengan ibunya dan tidak ada manfaat lebih jauh. Tetapi setelah melakukan riset selama setengah abad, manfaat besar lainnya untuk menyusui mulai muncul, bahkan dewasa ini para ilmuwan menemukan manfaat baru dari susu ibu. Kekebalan tubuh yang disebut imunoglobulin ditemukan pada susu ibu pada awalnya. Ia memberikan kekebalan tubuh terhadap berbagai bakteri dan virus. Bahkan para ilmuwan menemukan bahwa jumlah bakteri dalam usus bayi yang diberi susu sapi adalah sepuluh kali lipat lebih banyak daripada yang ada dalam usus bayi yang diberi susu ibu.
Keuntungan Bagi Anak:
Kekebalan tubuh "imunoglobulin" membantu bayi selama tiga bulan pertama untuk melindungi tubuh dari serangan kuman terus-menerus, bahkan membantunya untuk membentuk dan memperkuat sistem kekebalan sendiri. Apalagi beberapa penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan bayi tumbuh lebih cepat ketika ia diberi susu ibu. Susu ibu juga mengandung unsur kekebalan yang disebut "mucins" yang mengandung banyak protein dan karbohidrat. Zat ini mengikuti bakteri dan virus dan sepenuhnya menghilangkan mereka dari tubuh tanpa efek samping, berbeda dengan obat-obatan kimia.
Susu ibu juga memberikan stabilitas psikologis bayi, membantu tidur dan tenang, ia bekerja sebagai analgesik alamiah terbaik bagi bayi. ASI melindungi bayi dari alergi. Bahaya gizi pada susu sapi, misalnya, hal itu meningkatkan kemungkinan serangan kanker delapan kali lipat.
Keuntungan Bagi Ibu
Banyak studi yang dilakukan di tiga puluh negara menunjukkan ibu yang menyusui bayinya kurang terkena kanker payudara.
Rahim melebar dua puluh kali selama kehamilan dan melahirkan. Penelitian menunjukkan menyusui bermanfaat untuk membantu rahim kembali ke ukuran normal. Sebaliknya ibu yang tidak menyusui bayinya ukuran rahimnya tetap lebih dari batas normal. Selain itu, menyusui juga melindungi dari kanker rahim.
Penyusuan alami membantu ibu untuk mengurangi berat badannya dan melindungi dirinya dari kegemukan. Bahkan ia juga bekerja sebagai analgesik alami rasa sakit bagi ibu juga. Penyusuan alami juga membantu ibu dan anak untuk tidur nyenyak.
Manfaat Bagi Masyarakat
Penyusuan alami tidak mahal sebaliknya buatan menyusu. Kita mungkin terkejut ketika kita tahu bahwa American Academy for Pediatric menekankan jika Amerika Serikat mengikuti cara menyusu alami itu akan menghemat 3600 juta dolar per tahun.
Penyusuan alami juga berdampak positif pada lingkungan, karena polusi terjadi akibat proses manufaktur, pengeringan susu botol susu sapi, dan sampah yang dihasilkan dari penggunaan susu dan botol.
Periode Ideal Untuk Menyusui
Organisasi Kesehatan Dunia dan Organisasi UNISAF melakukan banyak penelitian pada bayi, dan mendapat hasil dari penelitian ini bahwa periode yang ideal adalah dua tahun. Karena selama dua tahun pertama bayi memiliki kebutuhan mendesak terhadap susu steril seperti susu ibu, sebagai sistem kekebalan agar ia dapat menghadapi setiap kemungkinan penyakit sebelum dua tahun usianya.
Organisasi Kesehatan Dunia menyelenggarakan konferensi berjudul "Makanan Pendamping ASI" pada tahun 2001 dengan kesimpulan sebagai berikut:
Dua tahun pertama dari kehidupan bayi adalah jendela kritis di mana fondasi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat dibangun. Menyusui bayi merupakan inti perawatan dalam periode ini.
Selain itu, dalam kesimpulan dari konferensi, periode ideal untuk menyusui adalah dua tahun, karena ada kebutuhan mendesak bagi bayi terhadap kekebalan tubuh untuk mengembangkan sistem kekebalan selama periode ini. ia tidak dapat menemukannya selain dalam susu ibu.
Dokter menekankan bahwa semua jenis makanan tidak bisa cukup bagi bayi selama dua tahun pertama usia bayi, karena bayi menghalami banyak faktor yang mengakibatkan banyak penyakit. Sehingga dua tahun pertama merupakan masa kritis dan sensitif untuk bayi di mana kita harus bergantung pada susu ibu untuk menghindari bahaya ini.
Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. MAHKOTA CAHAYA - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz