Kebencian kalangan Kristen Radikal Amerika terhadap Islam memang sudah keterlaluan, beberapa saat lalu Thomas Tancredo anggota Senat AS menyerukan penghancuran Mekkah dan kali ini tokoh Evangelis di AS Rod Parsley , lagi-lagi melontarkan pernyataan provokatif. Parsley yang juga penasehat spiritual Senator John McCain-kandidat presiden AS dari Partai Repulik-menyatakan bahwa agama Islam adalah agama palsu dan menyerukan agar agama Islam dihancurkan.
Ironisnya, McCain malah menyalami Parsley sementara pastor gereja terbesar di Ohio itu mengajak umat Kristiani "perang" melawan Islam dan menghancurkan Islam. Parsley memang pendukung utama McCain di wilayah Ohio. Pada 26 Februari lalu, saat berkampanye di Cincinnati dengan Parsley, McCain menyebut Parsley sebagai seorang "pembimbing spiritual" nya.
Parsley, pemimpin World Harvest Church of Columbus yang memiliki sekitar 12.000 jamaah di AS ini, sudah menulis sejumlah buku berisi pandangan-pandangan keagamaan yang menunjukkan bahwa ia seorang fundamentalis.
Dalam bukunya yang terbit tahun 2005 berjudul "The 2005 Silent No More" di bab "Islam:The Deception of Allah", Parsley mengingatkan bahwa ada perang peradaban antara Islam dan Kristen. Parsley juga menyebut Islam sebagai agama yang anti-Kristus dan mendesak AS agar mengobarkan Perang Salib baru untuk memusnahkan agama Islam.
Hubungan McCain dengan Parsley dalam bidang politik sangat erat. Pada pemilu tahun 2004, gereja Parsley dianggap berperan besar dalam mendorong para penganut Kristen fundamentalis di AS untuk memberikan suaranya pada George W. Bush yang waktu itu menjadi kandidat presiden AS. Gereja Parsley pernah dituding terlibat dalam kasus-kasus penggelapan pajak tokoh-tokoh pro-Republik. (ln/presstv/eramuslim)
Suara Dari Amerika Hancurkan Makkah
Anggota Kongres AS Thomas Tancredo mengusulkan untuk mengebom Makkah jika AS diserang. Memancing di air keruh, menyakiti hati umat Islam.
Entah apa yang berkecamuk di benak Thomas Tancredo, anggota Kongres Amerika Serikat, asal Colorado. Dalam wawancara radio WFLA-AM, Orlando, Florida, Jumat dua pekan lalu (15/7), ia ditanya secara hipotesis tentang apa yang harus dilakukan AS jika beberapa kotanya diserang dengan senjata nuklir.
Anggota Kongres dari Partai Republik ini menjawab, “Jika ini terjadi di AS, dan kita mengetahuinya sebagai perbuatan Muslim Ekstrem-Fundamentalis, Anda dapat menyerang tempat-tempat suci mereka.”
Pat Campbell, sang pewawancara, bertanya untuk memperjelas, “Anda berbicara tentang mengebom Makkah?” Tancredo menjawab pasti, “Ya.”
Penjelasan ini, ia perkuat kembali tiga hari berikutnya. Menurutnya, jawaban itu ia maksudkan sebagai upaya mencari metode yang dapat ditempuh AS dalam rangka mengantisipasi serangan mendatang. “Salah satu bentuk yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai serangan ini adalah menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan tempat-tempat suci itu diserang,” demikian bunyi penjelasan pers itu.
Pelecehan sekaligus ancaman terhadap Islam ini segera menyulut protes warga Muslim Amerika. Berbagai tokoh Muslim AS segera meminta Partai Republik di Colorado dan seluruh wilayah AS mengutuk pernyataan Tancredo. Mereka juga meminta agar ia minta maaf secara pribadi pada warga Colorado dan setiap Muslim AS atas pernyataannya.
Bahkan, sebagaimana dilaporkan Aljazeera, Selasa (12/6), Komite Hubungan Islam-Amerika (CAIR) tengah berupaya mengatur pertemuan dengan Thomas Tancredo. Lembaga sipil Muslim terbesar di AS ini ingin mengetahui pasti maksud Tancredo.
“Pernyataan Tancredo berbahaya dan tak layak (diucapkan) oleh seorang anggota Kongres,” kritik James Zaghbi, Direktur Hubungan Arab-Amerika. Menurutnya, perkataan seperti ini, jika keluar dari seorang tokoh dipilih akan berbahaya bagi upaya memerangi terorisme, selain tidak mencerminkan perasaan rakyat Amerika. Selain itu, tambah Zaghbi, ungkapan tak bertanggung jawab ini dapat memperluas kesenjangan hubungan antara AS dengan dunia Arab dan Islam.
Lembaga Dewan Urusan Umum Muslimin bahkan meminta Presiden George W Bush dan lembaga Kongres untuk mengecam pernyataan tentang “penghancuran Makkah” oleh Tancredo. Protes keras juga datang dari Colorado, wilayah yang diwakili Tancredo. “Penjelasan Tancredo radikal dan tidak mencerminkan realitas,” ujar Mohammad Noorzai, Koordinator Dewan Muslim Colorado. Baginya, sosok manapun dalam posisi Tancredo, perlu berhati-hati dalam berkomentar, jika berkait dengan tempat suci dan teks agama.
Bukan hanya warga Muslim yang berang. Juru bicara anggota Kongres, Nancy Pelusi, yang memimpin minoritas demokrat di Kongres menilai pernyataan itu “tidak bertanggung jawab”. Anggota Kongres AS Thomas Tancredo mengusulkan untuk mengebom Makkah jika AS diserang. Memancing di air keruh, menyakiti hati umat Islam.
Sebenarnya, seperti apa sosok Tancredo. Selama ini, ia dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang keras berkaitan dengan imigrasi dan kehadiran warga asing. Kabarnya, mengutip Islamonline, Rabu (20/7), ia bersiap terjun pada pemilihan presiden tahun 2008 mendatang mewakili partai Republik. Ia juga dikabarkan tengah mulai berkeliling guna menakar kekuatan dukungan untuk dirinya.
Tancredo bukanlah orang pertama yang berpikiran untuk mengebom Makkah. Desember 2002 lalu, seorang perwira tinggi Israel meminta pemerintahnya mengumumkan niat menghancurkan kota suci Makkah dan Madinah di Arab Saudi jika Israel mendapat serangan nuklir dari negara atau kelompok Arab atau Muslim. Usulan ini dimuat dalam artikel berjudul “Ancaman Nuklir terhadap Israel”, yang dimuat dalam harian Haartz yang terbit di Israel. Penulisnya adalah perwira berpengkat kolonel dengan inisial M dan bekerja sebagai dosen di sebuah institut militer Israel.
Kabarnya, seperti dinyatakan koresponden Haartz pada desk militer, Aminon Barzlai, negara Zionis ini mempunyai 100-400 hulu ledak nuklir yang bisa dilontarkan dari darat, laut dan udara. Selain Israel, Ritch Louri, editor majalah National Review yang terbit di AS, juga pernah mengusulkan untuk menyerang Makkah dengan senjata nuklir. Ide itu dituangkan pada tulisannya yang dimuat dalam edisi internet, Maret 2002 lalu.
“Seandainya kita punya bom ‘aman’ yang bisa menjamin pembatasan kehancuran hanya pada titik serangan, kita akan letakkan Gaza dan Ramallah dalam daftar target,” tulis Louri, sebagaimana dikutip harian Al-Wathan yang terbit di Arab Saudi. Setelah semua ini, pertanyaan yang layak diajukan, dalam posisi apakah umat Islam saat ini? Di satu sisi terancam dan terintimidasi, namun di sisi lain dicap teroris. Persis seperti kata pepatah, sudah jatuh ketiban tangga. “Kalau mereka mau menyerang Makkah, berarti mereka mengobarkan perang Salib lagi. Nggak ada masalah. Asal umat Islam sadar bahwa mereka itu memusuhi dan memerangi Islam,” ujar KH A Cholil Ridwan, wakil ketua Komite Solidaritas Islam Indonesia (KISDI).
Lima belas abad silam, kabar tentang bakal diserangnya Makkah, dalam hal ini Baitullah, telah diwartakan oleh Rasulullah saw. “Sungguh Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka,” (HR Muslim, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah). Peristiwa ini, meskipun tidak disebutkan pelakunya maupun waktunya, juga menjadi salah satu tanda kiamat.
Bagi umat Islam, sunnatullah selalu menegaskan, kemenangan adalah milik kebenaran dan keadilan, meski datangnya kadang belakangan. (Sabili)
M. Nurkholis Ridwan
Ironisnya, McCain malah menyalami Parsley sementara pastor gereja terbesar di Ohio itu mengajak umat Kristiani "perang" melawan Islam dan menghancurkan Islam. Parsley memang pendukung utama McCain di wilayah Ohio. Pada 26 Februari lalu, saat berkampanye di Cincinnati dengan Parsley, McCain menyebut Parsley sebagai seorang "pembimbing spiritual" nya.
Parsley, pemimpin World Harvest Church of Columbus yang memiliki sekitar 12.000 jamaah di AS ini, sudah menulis sejumlah buku berisi pandangan-pandangan keagamaan yang menunjukkan bahwa ia seorang fundamentalis.
Dalam bukunya yang terbit tahun 2005 berjudul "The 2005 Silent No More" di bab "Islam:The Deception of Allah", Parsley mengingatkan bahwa ada perang peradaban antara Islam dan Kristen. Parsley juga menyebut Islam sebagai agama yang anti-Kristus dan mendesak AS agar mengobarkan Perang Salib baru untuk memusnahkan agama Islam.
Hubungan McCain dengan Parsley dalam bidang politik sangat erat. Pada pemilu tahun 2004, gereja Parsley dianggap berperan besar dalam mendorong para penganut Kristen fundamentalis di AS untuk memberikan suaranya pada George W. Bush yang waktu itu menjadi kandidat presiden AS. Gereja Parsley pernah dituding terlibat dalam kasus-kasus penggelapan pajak tokoh-tokoh pro-Republik. (ln/presstv/eramuslim)
Suara Dari Amerika Hancurkan Makkah
Anggota Kongres AS Thomas Tancredo mengusulkan untuk mengebom Makkah jika AS diserang. Memancing di air keruh, menyakiti hati umat Islam.
Entah apa yang berkecamuk di benak Thomas Tancredo, anggota Kongres Amerika Serikat, asal Colorado. Dalam wawancara radio WFLA-AM, Orlando, Florida, Jumat dua pekan lalu (15/7), ia ditanya secara hipotesis tentang apa yang harus dilakukan AS jika beberapa kotanya diserang dengan senjata nuklir.
Anggota Kongres dari Partai Republik ini menjawab, “Jika ini terjadi di AS, dan kita mengetahuinya sebagai perbuatan Muslim Ekstrem-Fundamentalis, Anda dapat menyerang tempat-tempat suci mereka.”
Pat Campbell, sang pewawancara, bertanya untuk memperjelas, “Anda berbicara tentang mengebom Makkah?” Tancredo menjawab pasti, “Ya.”
Penjelasan ini, ia perkuat kembali tiga hari berikutnya. Menurutnya, jawaban itu ia maksudkan sebagai upaya mencari metode yang dapat ditempuh AS dalam rangka mengantisipasi serangan mendatang. “Salah satu bentuk yang dapat dilakukan untuk mencegah berbagai serangan ini adalah menjelaskan bahwa terdapat kemungkinan tempat-tempat suci itu diserang,” demikian bunyi penjelasan pers itu.
Pelecehan sekaligus ancaman terhadap Islam ini segera menyulut protes warga Muslim Amerika. Berbagai tokoh Muslim AS segera meminta Partai Republik di Colorado dan seluruh wilayah AS mengutuk pernyataan Tancredo. Mereka juga meminta agar ia minta maaf secara pribadi pada warga Colorado dan setiap Muslim AS atas pernyataannya.
Bahkan, sebagaimana dilaporkan Aljazeera, Selasa (12/6), Komite Hubungan Islam-Amerika (CAIR) tengah berupaya mengatur pertemuan dengan Thomas Tancredo. Lembaga sipil Muslim terbesar di AS ini ingin mengetahui pasti maksud Tancredo.
“Pernyataan Tancredo berbahaya dan tak layak (diucapkan) oleh seorang anggota Kongres,” kritik James Zaghbi, Direktur Hubungan Arab-Amerika. Menurutnya, perkataan seperti ini, jika keluar dari seorang tokoh dipilih akan berbahaya bagi upaya memerangi terorisme, selain tidak mencerminkan perasaan rakyat Amerika. Selain itu, tambah Zaghbi, ungkapan tak bertanggung jawab ini dapat memperluas kesenjangan hubungan antara AS dengan dunia Arab dan Islam.
Lembaga Dewan Urusan Umum Muslimin bahkan meminta Presiden George W Bush dan lembaga Kongres untuk mengecam pernyataan tentang “penghancuran Makkah” oleh Tancredo. Protes keras juga datang dari Colorado, wilayah yang diwakili Tancredo. “Penjelasan Tancredo radikal dan tidak mencerminkan realitas,” ujar Mohammad Noorzai, Koordinator Dewan Muslim Colorado. Baginya, sosok manapun dalam posisi Tancredo, perlu berhati-hati dalam berkomentar, jika berkait dengan tempat suci dan teks agama.
Bukan hanya warga Muslim yang berang. Juru bicara anggota Kongres, Nancy Pelusi, yang memimpin minoritas demokrat di Kongres menilai pernyataan itu “tidak bertanggung jawab”. Anggota Kongres AS Thomas Tancredo mengusulkan untuk mengebom Makkah jika AS diserang. Memancing di air keruh, menyakiti hati umat Islam.
Sebenarnya, seperti apa sosok Tancredo. Selama ini, ia dikenal dengan pemikiran-pemikirannya yang keras berkaitan dengan imigrasi dan kehadiran warga asing. Kabarnya, mengutip Islamonline, Rabu (20/7), ia bersiap terjun pada pemilihan presiden tahun 2008 mendatang mewakili partai Republik. Ia juga dikabarkan tengah mulai berkeliling guna menakar kekuatan dukungan untuk dirinya.
Tancredo bukanlah orang pertama yang berpikiran untuk mengebom Makkah. Desember 2002 lalu, seorang perwira tinggi Israel meminta pemerintahnya mengumumkan niat menghancurkan kota suci Makkah dan Madinah di Arab Saudi jika Israel mendapat serangan nuklir dari negara atau kelompok Arab atau Muslim. Usulan ini dimuat dalam artikel berjudul “Ancaman Nuklir terhadap Israel”, yang dimuat dalam harian Haartz yang terbit di Israel. Penulisnya adalah perwira berpengkat kolonel dengan inisial M dan bekerja sebagai dosen di sebuah institut militer Israel.
Kabarnya, seperti dinyatakan koresponden Haartz pada desk militer, Aminon Barzlai, negara Zionis ini mempunyai 100-400 hulu ledak nuklir yang bisa dilontarkan dari darat, laut dan udara. Selain Israel, Ritch Louri, editor majalah National Review yang terbit di AS, juga pernah mengusulkan untuk menyerang Makkah dengan senjata nuklir. Ide itu dituangkan pada tulisannya yang dimuat dalam edisi internet, Maret 2002 lalu.
“Seandainya kita punya bom ‘aman’ yang bisa menjamin pembatasan kehancuran hanya pada titik serangan, kita akan letakkan Gaza dan Ramallah dalam daftar target,” tulis Louri, sebagaimana dikutip harian Al-Wathan yang terbit di Arab Saudi. Setelah semua ini, pertanyaan yang layak diajukan, dalam posisi apakah umat Islam saat ini? Di satu sisi terancam dan terintimidasi, namun di sisi lain dicap teroris. Persis seperti kata pepatah, sudah jatuh ketiban tangga. “Kalau mereka mau menyerang Makkah, berarti mereka mengobarkan perang Salib lagi. Nggak ada masalah. Asal umat Islam sadar bahwa mereka itu memusuhi dan memerangi Islam,” ujar KH A Cholil Ridwan, wakil ketua Komite Solidaritas Islam Indonesia (KISDI).
Lima belas abad silam, kabar tentang bakal diserangnya Makkah, dalam hal ini Baitullah, telah diwartakan oleh Rasulullah saw. “Sungguh Baitullah ini akan diserang oleh suatu pasukan, sehingga apabila pasukan tersebut telah sampai pada sebuah padang pasir, maka bagian tengah pasukan itu ditelan bumi. Maka berteriaklah pasukan bagian depan kepada pasukan bagian belakang, dimana kemudian semua mereka ditenggelamkan bumi dan tidak ada yang tersisa, kecuali seseorang yang selamat, yang akan mengabarkan tentang kejadian yang menimpa mereka,” (HR Muslim, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah). Peristiwa ini, meskipun tidak disebutkan pelakunya maupun waktunya, juga menjadi salah satu tanda kiamat.
Bagi umat Islam, sunnatullah selalu menegaskan, kemenangan adalah milik kebenaran dan keadilan, meski datangnya kadang belakangan. (Sabili)
M. Nurkholis Ridwan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti