Tampilkan postingan dengan label Rahasia Qalbu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rahasia Qalbu. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Mei 2011

Qalbu Dan Nafsu

By Unknown | At 08.35.00 | Label : , | 0 Comments
Jadilah manusia hati,- atau paling tidak menjadi muridnya.
Jika tidak, engkau hanya berjalan di tempat, bagaikan keledai terperangkap lumpur.
Jika tak punya hati, manusia tak punya guna;
Dalam kesengsaraan, ia akan dikenal dunia.
Apabila nafsu telah mencapai tingkat kesempurnaan, dia akan sampai pada tingkat perkembangan hati. Pada kenyataannya, nafsu yang tenang adalah hati yang paling dalam, yang oleh para filosof di sebut sebagai nafsu rasional (nafis al natiqa). Namun demikian, sebagian besar manusia masih berada pada maqam sifat sifat kebendaan (tab'), tingkat nafsu, dan belum memiliki hati.
Hati adalah sebuah tempat antara wilayah Kesatuan (ruh) dan daerah keanekaragaman (nafsu). Jika hati mampu melepaskan selubung nafsu yang melekat padanya dia akan berada di bawah pengaruh ruh; itulah yang dikatakan telah menjadi hati dalam makna yang sebenarnya, telah bersih dari segala kotoran keanekaragarnan. Sebaliknya, jika hati dikuasai oleh nafsu, dia menjadi keruh oleh kotoran keanekaragaman nafsu.
Ruh adalah sumber semua kebaikan, dan nafsu adalah sumber semua kejahatan. Cinta menjadi tentara ruh, dan hasrat membentuk tentara nafsu.
Ruh mewakili keberhasilan melalui Allah, sedangkan nafsu mewakili kegagalan melalui Allah juga. Hati terletak antara keduanya, dan pemenang dari keduanya akan mengendalikan hati.

Bila cinta memanggil hati
untuk datang kepadanya,
Hati akan terbang lepas
dari semua makhluk ciptaan.
(Rumi)

Hati adalah tempat dari semua pengetahuan dan kesempurnaan ruh serta tempat terlihatnya penyingkapan Perwujudan Ketuhanan melalui tingkat Esensi yang berbeda beda. Inilah aspek yang memberinya istilah Arab qalb, yang menunjukkan kedudukan tengah antara nafsu dan ruh. Hati membentuk jembatan antara keduanya, yang mewujudkan kesempurnaan dari kedua tingkat yang mengapitnya, yang mendapatkan karunia dari ruh dan menyebarkannya kepada nafsu.
Cangkir yang menggambarkan dunia
adalah hati dari orang yang sempurna
Cermin yang merefleksikan Allah pada kenyataannya adalah hati yang dalam. (SGR3)

Tanah asal Adam diciptakan terolah dengan embun kasih sayang; akibatnya, ratusan kesengsaraan dan kekacauan terlihat di dunia.
Pisau cinta
menusuk pembuluh ruh.
Setetes yang jatuh,
lahirlah hati
(Majdud Din Baghdad)

Dalam komentarnya tentang Fushush al Hikam, jami' menulis:
"Hati adalah haqiqat yang meliputi haqiqat-haqiqat kejasmaniahan serta indera indera pembentuk fisik di satu sisi, dan haqiqat spiritualitas serta karakter karakter nafsu, di sisi yang lain."

Dalam terminologi Sufi, hati menggambarkan substansi spiritual yang terletak antara ruh dan nafsu, yaitu suatu substansi yang merupakan tempat terwujudnya sifat-sifat kemanusiaan. Para filosof menyebut substansi tersebut dengan nafsu rasional, dan menganggapnya sebagai pelengkap nafsu hewani. (KF 1170)

Dalam wilayah ini,
hati adalah raja;
Pada jalan menuju langit tertinggi,
hati adalah pintunya.
Badan bukanlah apa apa,
esensi seseorang adalah hati;
Penghuni "antara dua jari"
Allah adalah Hati.
Dia mampu berperan
sebagai agama ataupun keingkaran;
Dia dapat berputar dari kebajikan dan keburukan.

Engkau pernah mendengar cerita tentang piala Jamsyid yang sering diceritakan kembali,
Dan dalam cerita itu engkau mendengar sumur yang penuh, sebagai barang yang berharga sekaligus sia sia.
Sadarlah bahwa cangkir Jamsyid itu adalah hatimu sendiri,
Hatimu itulah yang telah membentuk sandaran maupun kesedihan.
Jika engkau mempunyai keinginan untuk melihat dunia,
Engkau bahkan akan mampu melihat semua hal di dalam hatimu.

Semak semak bunga mawar telah ditanam dengan harapan tumbuhnya tunas tunas bunga mawar hati.
Ketika belukar mawar menghasilkan kuncup-kuncup bunga segar mawar hati, terselubung dalam tunas itu kelopak kelopak yang penuh daya cipta, baik partikular ataupun universal.
Indahnya keindahan adalah tanda karunia Nya;
Alam kehidupan ruang dan waktu adalah catatan keanekaragaman Nya.
Alam dan apa yang di dalamnya,
Apa saja yang disebut hikmah yang membentuk dunia Nya
Akan hilang dalam hati, Semuanya kecuali yang setetes
dalam hati, Laut Merah.

Bagaimana engkau dapat mengukur apa yang berada di dalam Allah?
Hati yang terletak di dalam selubung badan yang utama bagi kehidupan dan kematian.
Perwujudan rahasia rahasia ketuhanan dan refleksi cahaya cahayanya,
Terletak tidak di dalam hati jasmani tapi dalam hati yang sesungguhnya.

Andai hati hanyalah sebuah benda dari tanah, maka tak ada perbedaan
Antara hati ini dan hati keledai.
Berapa lama engkau akan merasa bangga dengan benda yang terbuat dari tanah ini?
Keledai juga memiliki bagian tubuh seperti ini.

Siapa saja, yang mirip seekor keledai, bangga dengan bagian tubuh ini,
Telah mengganti sebuah mutiara yang berharga untuk sebuah manik dari tanah.
Engkau harus tunduk, kepada seseorang yang berhati seperti lautan
Andai engkau ingin menemukan hati bagaikan mutiara.
Engkau harus mencari naungan di sisi sang guru,
Andai engkau ingin mendapatkan sebuah hati darinya.
Hatimu adalah telur
dari seekor burung kecil;
Tak ditemukan jejak jejak perpindahan,
dari penerbangan yang berasal dari dalamnya.
Untuk mendorongnya, membuatnya bisa terbang,
Berikanlah telur itu kepada sang guru, yang akan menetaskannya.

Laksana Bagai Qalbu Malaikat Vs Kalbu Syaitan

By Unknown | At 08.30.00 | Label : , | 0 Comments

Mahkota Cahaya : Qalbu


Syekh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al Jaili [1366M - 1430M]



Qalbu adalah Singgasana Allah
Pusat kendali diri setiap manusia
Landasan penampakkan Al Haq
Ranah hamparan kasih rahmatNya

Ia adalah cerminan hakikatNya
Mikroskop nilai keluhuranNya
Wadah penampung kalamNya
Jaring penangkap isyarat-isyaratNya

Ia dianalogikan dengan cahaya
Diurai dengan huruf-huruf Qur’ani
Ia laksana, minyak dan lampu
Dalam Misykat serta kaca menyala

Ia mudah terbalik dan pongah,
Qalbu yang ingat mulia, yang lalai nista,
Ia kadang bersinar, kadang gelap,
Ia menyinari jagad diri dan kehidupan,

Qalbu didatangi DutaNya untuk
Dipersiapkan menerima tugas ketuhanan
Qalb suci bermoral malaikatNya
Qalbu kotor berkarakteri setan terlaknat

Qalbu adalah penanda setiap insan
Adakah ia manusia baik atau buruk
Ia merupakan pundit rahasia batin
Samudera pengetahuan setiap manusia
Ia kunci pembuka keagunganNya
Pintu pembentang rahasia-rahasiaNya

Itulah wajah hakiki qalbumu yang sesungguhnya
Simpanlah rahasia batinmu, kau akan melihat rahasiaNya

Kebahagiaan dunia bisa diraih dengan jejak kaki
Kebahagiaan hakiki akhirat hanya bisa ditempuh dengan qalbu

Penyingkapan Agung dan tirai Makrifat terbuka oleh “laku“ qalbu
Rapor kebaikan dan keburukan setiap insani berdasar “laku“ qalbu

Manusia yang membiarkan kalbunya penuh noda hati
Selamanya tidak akan merasakan penyingkapan rahasia AgungNya

Qalbu adalah perbendaharaan agung
Modal utama setiap manusia menujuNya
Insan yang tidak memuliakan kalbunya
Akan menuai keburukan abadi di sisiNya

Qalbu adalah landasan pacu hakikat
Nilai hakiki tidak akan landing di qalbu yang kotor
Qalbu yang tidak suci berlumur hijab
Qalbu yang terhijab tidak akan Makrifatullah

Qalbu adalah media Wushul da Qurb
Keintiman denganNya juga dengan “laku“ qalbu
Hakikat kebaikan bersendikan qalbu
Kebaikan yang tidak bernurani, adalah busuk

Ilham suciNya turun di qalbu suci
Qalbu buruk adalah landasan bisikan jahat setan
Muara “laku“ qalbu adalah ridhaNya
KerelaanNya hanya berdasarkan “laku“ qalbu jernih
KemurkaanNya akibat “ulah“ qalbu
Siksa pedih akhirat juga akibat “ulah“ busuk qalbu

Qalbu adalah sentra penentu nasib
Kebahagiaan dan kesengsaraan hakiki akibat qalbu
Qalbu yang taat beroleh ridhaNya
Qalbu yang kufur, akan menuai kemurkaanNya
Qalbu yang pongah dan tersesat
Adalah qalbu yang lupa mendzikir padaNya
Wajah kebaikan qalbu adalah lurus
Wajah kesesatan qalbu, tindak kemaksiatannya

Tajamkan mata Qalbu dan pikir
Akan tersingkap keagungan rahasia ayat-ayatNya
Qalbu adalah pengantin jasad dan ruh
Hanya Qalbu Sakinah yang sambung dengan DiriNya

Lihatlah kepada “laku“ baik qalbumu
Itulah rahasia batinmu, dan modal utamamu menujuNya
Pandanglah kebaikan-kebaikanNya
Akan ditampakkan untukmu segala makna hakiki

Rahasia Menjernihkan Hati

By Unknown | At 08.27.00 | Label : , | 0 Comments
Syeikh Abdul Qadir Jaelani Pengajian Jum’at pagi, 12 Dzi al Hijjah 545 H, Madinah
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Al Baqarah : 201]

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya hati ini benar-benar berkarat dan sesungguhnya [cara] menjernihkannya adalah [dengan] membaca Al Quran, mengingat mati dan menghadiri majelis-majelis zikir.”

Hati itu berkarat, jika memang si pemiliknya menyadari apa yang telah digambarkan oleh Nabi SAW di atas. Jika tidak, maka ia akan berubah hitam kelam. Ia menghitam karena jauh dari [pancaran] cahaya. Ia menghitam karena kecintaannya pada dunia dan kepemilikannya tanpa sikap wara’. Memang, barang siapa yang di dalam hatinya sudah bercokol kuat kecintaan pada dunia, maka hilanglah rasa wara’ nya. Ia menjadi sembarangan mengumpulkan duniawi dari yang halal dan haram. Kesadaran untuk memilah dalam mengumpulkan harta telah hilang, dan rasa malunya pada Tuhan-nya dan pengawasanNya telah lenyap.

Wahai manusia ! terimalah resep Nabi kalian dan segeralah menjernihkan hati kalian dengan obat yang telah beliau deskripsikan pada kalian. Jikalau salah seorang di antara kalian terserang sakit, lalu dokter memberinya resep obat padanya, tentu saja hidupnya akan berubah dan akan langsung menggunakannya.

Awasilah selalu Allah dalam kesendirian dan keramaianmu. Jadikanlah Ia pusat pandangmu hingga kalian seolah-olah melihatNya, dan jika kalian tidak bisa melihatNya, maka [ingatlah selalu] bahwasanya Dia Melihatmu. Barang siapa yang berzikir menyebut Allah ‘Azza wa Jalla dengan hatinya, maka ia benar-benar seorang pezikir, dan tidaklah disebut pezikir orang yang tidak berzikir menyebutNya dengan hatinya. Lisan [bibir] adalah pemuda hati dan subordinatnya. Senantiasalah menyimak petuah, sebab jika hati absen dari petuah, maka ia menjadi buta.

Hakikat taubat adalah mengagungkan perintah Al Haqq ‘Azza wa Jalla dalam segala kondisi. Sebagian kaum [shaleh] menuturkan “segala kebaikan [terangkum] dalam dua kata : pengagungan perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan cinta kasih pada makhlukNya. Setiap orang yang tidak mengagungkan perintah Allah ‘Azza wa Jalla dan tidak menyayangi makhluk Allah, maka ia jauh dari Allah.” Allah mewahyukan pada Musa AS, “sayangilah [makhluk-Ku] hingga Aku menyayangimu, maka ia pun akan Ku sayangi dan akan Ku masukkan ke dalam surga Ku.” Sungguh beruntung orang yang penyayang [tetapi kalian, wahai manusia] umur kalian sia-sia dalam perilaku, “mereka makan, kami juga makan, mereka minum, kami juga minum, mereka berpakaian, kami juga berpakaian …”

Barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan, maka sebarkanlah nafsu dirinya dari [mengkonsumsi] hal-hal yang haram, syubhat dan syahwat. Juga hendaklah ia bersabar menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi laranganNya, serta menyetujui takdirNya. Kaum shaleh senantiasa bersabar bersama Allah SWT dan tidak bersabar dariNya. Mereka bersabar demi Dia dan didalamNya. Mereka bersabar agar bisa bersamaNya. Mereka hanya memohon agar Dia berkenan menganugerahkan pada mereka kedekatan denganNya. Mereka keluar dari rumah-rumah hawa nafsu dan tabiat mereka serta senantiasa membawa syara’ bersamanya. Mereka berjalan menuju Tuhannya. Meskipun menemui petaka, kesusahan, penderitaan, musibah, mendung, masalah, lapar, dahaga, ketelanjangan, kenistaan dan kehinaan, mereka tetap tidak memperdulikannya dan tidak urung kembali [membatalkan] perjalanan mereka, serta tidak berubah sedikitpun dari lintasan yang mereka lalui. Mereka terus maju ke depan tanpa sedikit pun melambatkan perjalanan mereka. Mereka terus berbuat demikian hingga kekekalan hati dan qalib [fisik] bisa dicapainya.

Wahai manusia ! berusahalah bertemu dengan Al Haqq ‘Azza wa jalla dan malulah denganNya jika belum menemuiNya. Rasa malu orang Mukmin pada Allah SWT, kemudian pada makhluknya hanya terkait dengan masalah agama dan pelanggaran batasan syara’. Ia tidak boleh malu, apalagi minder dalam [menjalankan] agama Allah, menegakkan ketentuan-ketentuanNya dan melaksanakan perintahNya.

“Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk [menjalankan] agama Allah.” [QS An Nur : 2]

Barang siapa yang benar-benar mengikuti Rasulullah SAW, maka beliau akan memakaikannya baju besi dan topi perang, menyerahkan beliau kepadanya, membekali kesantunan perilaku dan akhlak beliau, serta memakaikannya jubah kebesarannya. Beliau juga sangat senang dengannya sebagai sosok umatnya dan bersyukur pada Allah SWT atas hal tersebut. Beliau kemudian mengangkatnya sebagai deputinya dalam komunitas umatnya, serta pembimbing jalan menuju Al Haqq ‘Azza wa Jalla. Maka tatkala Al Haq ‘Azza wa Jalla menjemput ajalnya, maka Diapun mengangkat salah seorang umatnya untuk menggantikan [tugas]nya. Orang-orang inilah yang merupakan manusia-manusia pilihan, jumlahnya hanya 1 berbanding 1 juta jiwa. Mereka membimbing manusia dan bersabar menghadapai siksaan sambil terus memberi nasihat pada mereka. Mereka tersenyum di muka kaum munafik dan durjana, serta memikat mereka dengan segala upaya demi membersihkan kotoran yang ada dalam diri mereka untuk kemudian menggandeng mereka menuju pintu Tuhan mereka ‘Azza wa Jalla.

Diriwayatkan dari beberapa kaum shaleh, “Tidak tertawa di depan muka orang fasik kecuali orang yang arif.” Ia tertawa di depan si fasik dan memperlihatkan kepadanya bahwa ia memang tidak mengenalnya, namun ia mengetahui kebobrokan rumah agamanya dan kehitaman muka hatinya oleh gumpalan daki dan kotoran. Orang yang fasik dan munafik menyangka bahwa keduanya bisa menyembunyikan perkara mereka dari orang arif dan ia pun tidak mengetahui mereka. Sungguh tidak, sekali lagi tidak ada kemuliaan sedikitpun pada mereka. Mereka tidak dapat bersembunyi dari orang arif, karena ia mengetahui mereka hanya dengan lirikan, tatapan, kata dan gerakannya. Ia bisa melihat lahir dan batin mereka. Tidak diragukan lagi, celakalah bagi kalian. Kalian pikir, kalian bisa menyembunyikan kebusukan kalian dari kaum shidiqqin yang arif dan alim ? sampai kapan kalian akan mensia-siakan usia dalam kehampaan ? carilah orang yang dapat membimbingmu menuju jalan akherat, hai orang yang tersesat !

Allah Maha Besar di atas kalian, hai orang-orang yang mati hati dan musyrik dengan sarana-sarana duniawi ! kalian juga, hai para penyembah berhala ! kekuatan dan daya mereka, pekerjaan, modal, penguasa negeri dan arah-arah yang mereka tuju, sesungguhnya mereka terhijab dari Allah SWT. Setiap orang yang memandang kemudaratan dan kemanfaat berasal dari selain Allah SWT, maka ia bukanlah hambaNya, akan tetapi ia adalah hamba yang memandang hal itu [kemudaratan dan kemanfaatan] sebagai berasal darinya. Hari ini [di dunia], mereka telah berada dalam api Neraka Jahanam. Tidak ada orang yang bisa selamat dari Neraka Allah ‘Azza wa Jalla kecuali orang-orang yang bertakwa, mengesakan ikhlas, dan orang-orang yang bertaubat.

Bertaubatlah dengan hatimu, baru kemudian dengan lisanmu. Taubat merupakan inti perubahan, yang merubah kuasa hawa nafsu, setan dan kolega-kolegamu yang buruk. Jika engkau bertaubat, maka ubahlah fungsi pendengaran, penglihatan, lisan, hati dan seluruh anggota tubuhmu. Murnikanlah makanan dan minumanmu dari kotoran haram dan syubhat. Suburkanlah rasa wara’mu dalam pekerjaan, dan jual belimu. Jadikanlah citamu hanya tertuju pada Al Mawla junjunganmu ‘Azza wa Jalla. Hapuslah kebiasaanmu dan gantikan tempatnya dengan beribadah. Hapuskanlah kemaksiatan dan gantikan ia dengan ketaatan. Lalu carilah hakikat dengan tetap memegang keshahihan syariat dan kesaksiannya, sebab setiap hakikat yang tidak dipersaksikan oleh syariat, maka ia adalah ke-zindiq-an.

Jika instruksi ini telah engkau realisasikan, maka akan datang padamu kefanaan dari akhlak yang tercela dan dari memandang seluruh makhluk. Ketika itulah, lahirmu akan terpelihara dan batinmu sibuk dengan Tuhanmu ‘Azza wa Jalla. Jika hal ini telah mewujud sempurna dalam dirimu, maka dunia akan datang di hadapanmu dengan sisi-sisinya, lalu menempatkanmu sebagai bagiannya, dan seluruh makhluk mengikutimu, dari yang pertama hingga yang akhir. Semua itu tidak akan mudarat bagimu serta tidak akan mengubahmu dari pintu Al Mawla Junjunganmu ‘Azza wa Jalla, sebab engkau telah berdiri bersamaNya, menerimaNya, dan asyik tenggelam denganNya, memandang kebesaran dan keindahanNya. Engkau hancur tercerai-berai, ketika memandang kebesaranNya, lalu engkau menyatu kembali, ketika memandang keindahanNya. Engkau takut ketika menatap kebesaranNya, serta berharap ketika menatap keindahanNya. Bergetar ketika menyaksikan kebesaranNya, dan kokoh ketika menyaksikan keindahanNya. Sungguh bahagia orang yang telah mencicipi makanan ini.

Ya Allah berilah kami makan dari makanan kedekatan-Mu dan minumilah kami dengan minuman kemesraan-Mu.

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Al Baqarah :201]
Posting Lama ►
 
Word Cloud

Copyright © 2012. MAHKOTA CAHAYA - All Rights Reserved B-Seo Versi 4 by Blog Bamz