Syeikh Sulaiman Al Zazuli dan Delail Khairat
Foto Mawlana Syeikh Hisyam Kabbani yang berziarah ke makam Syeh Sulaiman Al Zazuli
Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Sulaiman Al Jazuli Rahimahullah, beliau adalah salah seorang sufi yang masyur didalam perkembangan islam. Beliau memiliki nasabnya Jazulah, yaitu sebuah qabilah dari daerah Barbar di Susil Aqsha. Beliau Belajar ilmu di kota Fez (Maroko), dan di sanalah beliau mengarang Dalail Khairat, yaitu sebuah kitab yang memiliki spiritualitas tinggi dalam mengagungkan kecintaan kepada Rasulullah.
Ada dua naskah teks kuno dalail didalam koleksi Perpustakaan. Pertama, disalin pada abad 13th/19th, terdiri dari sembilan puluh folio ditulis dengan huruf tebal, naskhi Afrika dengan tulisan tangan; halaman pembukaan naskah ditampilkan di sini.
Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Sulaiman Al Jazuli Rahimahullah, beliau adalah salah seorang sufi yang masyur didalam perkembangan islam. Beliau memiliki nasabnya Jazulah, yaitu sebuah qabilah dari daerah Barbar di Susil Aqsha. Beliau Belajar ilmu di kota Fez (Maroko), dan di sanalah beliau mengarang Dalail Khairat, yaitu sebuah kitab yang memiliki spiritualitas tinggi dalam mengagungkan kecintaan kepada Rasulullah.
The Dala'il al-Khayrat adalah kumpulan doa-doa untuk Nabi Muhammad SAW, termasuk deskripsi tentang makamnya, asma dan julukan kehormatan beliau, dan sejumlah pengagungan lainnya berupa sholawat dan hizib. Dala'il menjadi salah satu ritual yang populer yang memiliki fungsi yang penting dalam peningkatan makam spiritual para sufi
Ada dua naskah teks kuno dalail didalam koleksi Perpustakaan. Pertama, disalin pada abad 13th/19th, terdiri dari sembilan puluh folio ditulis dengan huruf tebal, naskhi Afrika dengan tulisan tangan; halaman pembukaan naskah ditampilkan di sini.
Naskah kedua, yang juga merupakan salinan abad 13th/19th, ditulis dengan baik-baik saja, skrip Maghribi dan terdiri dari dua ilustrasi, salah satu yang mewakili masjid besar dari Makkah, yang mewakili masjid lain di Madinah dan makam Nabi
Asal Mula penulisan Delail
Asal Mula penulisan Delail
suatu hari Syeikh Sulaiman Al Zazuli akan mengambil air wudhu untuk sholat ketika beliau sedang berjalan disebuah padang pasir. Tetapi beliau tidak mendapatkan alat buat mengambi air dalam sumur. Keadaan itu terus berlangsung sampai ia melihat seorang anak perempuan kecil yang memandanginya dari tempat yang cukup tinggi, lalu anak kecil itu bertanya kepada beliau: “Siapakah Anda?” Beliau kemudian menjelaskan hal ihwal beliau, maka anak itu berkata: “Tuan ini ahli membaca sholawat kepada Rasulullah SAW, dan Tuan ini termasuk orang yang dihormati, mengapa Tuan bingung tidak mendapatkan air?” Kemudian ia pun meludah ke dalam air sumur itu, seketika itu pula airnya naik dan akhirnya memudahkan untuk berwudhu.
Setelah merampungkan wudhunya Syaikh al Jazuli bertanya: “Dengan apa engkau memperoleh karomah (kemuliaan) ini?” Jawabnya: “Karena saya memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi SAW, yang mana jika seseorang berjalan di daratan yang tiada makanan & air, bergantunglah binatang-binatang buas kepadanya”.
Lalu beliau bersumpah untuk mengarang sebuah kitab sholawat Nabi SAW, pelindungku, yang melebihi ilmu Aqliyah dan Naqliyah.Sebelum beliau mengajarkan ilmunya dan tarbiyah kepada muridnya beliau melakukan riyadhah / khawat / uzlah selama 14 tahun setelah mendapat talqin (ijazah) Thariqat Syadziliyah. Setelah beliau keluar ke masyarakat, beliau menjadi masyhur di berbagai tempat dan negeri, murid beliau mencapai 12.000 orang lebih.Beliau berkata: “Allah telah berfirman kepadaku: “Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku menganugerahkan karomah dan derajat luhur kepadamu ini, karena kamu senang memperbanyak Sholawat kepada NabiKu”.
Wafatnya
Pada tanggal 16 Rabiul Awal 870 H beliau wafat, disemayamkan di desa Sus al Aqsha. Setelah 77 tahun dari wafatnya, jenazahnya dipindahkan ke Marakesy, maka didapati jenazahnya itu utuh sebagaimana waktu dikubur pertama kali. Makamnya banyak diziarahi orang, dikarenakan baunya yang semerbak. Hal ini dikarenakan beliau menyukai membanyakkan sholawat kepada Nabi SAW selama hidupnya. (Asraarur Rabbaniyyah wal Fuyudhatir Rahmaniyyah ‘aas Sholawatid Dardiriyyah, Sy. Ahmad as Showi)
1 komentar:
Keren banget,,,,insya allah manf'at..
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti