Makam tua yang diduga sebagai makam Siti Nurbaya di Gunung Padang, ternyata menyimpan sejuta kekeramatan. Sejumlah kejadian aneh pun terjadi di makam yang konon tempat persemayaman terakhir kekasih Syamsul Bahri itu.
Syahbudin Abas (43), warga sekitar, mengatakan makam yang diapit dua batu besar tersebut ditunggu oleh makhluk gaib. Penampakannya pun beragam, mulai dari kakek tua hingga manusia tanpa kepala.
Pria yang kerap disapa Bang Udin itu menceritakan, para peziarah yang melakukan pertapaan kerap diganggu oleh para penunggu. Mereka menilai gangguan itu sebagai ujian bagi para pertapa yang ingin impiannya terwujud.
“Tak jarang mereka yang pulang dari sana kesurupan, dan akhirnya harus kembali ke sini untuk disembuhkan,” kata pria yang memiliki ilmu kebatinan tersebut.
Pengalaman ritual pun pernah dialaminya pada 1979 lalu. Saat itu Bang Udin menjadi pengontrak kebun cengkeh dan termasuk orang kaya di kawasannya. Ketika itu datang kakek tua berjenggut putih memakai baju koko putih dan kain sarung petak-petak merah serta mengenakan kopiah warna hitam.
“Dia datang ke rumah meminta cengkeh, namun cengkeh itu harus diambilnya sendiri. Tentu kita tidak mau, namun ia ngotot. Setelah mengambil cengkeh segenggam, kakek itu pun berjalan untuk menjenguk pergi ke kuburan itu sambil berdoa,” tuturnya.
Ketika itu, sang kakek diantarkan oleh ayah mertuanya bersama anaknya. Setelah berdoa pria lanjut usia itu memberikan satu genggam buntalan kain pada anaknya dan menyuruh mereka pulang. Namun anak dan mertuanya tidak mau.
“Katanya dia akan menjenguk Malin Kundang jadi mereka pergi dulu, tapi tetap tak mau sehingga tetap berdiri di dekat kuburan itu. Tanpa banyak kata lagi kakek itu langsung menghilang begitu saja, anak saya terkejut atas kejadian itu,” paparnya.
“Dua tahun yang lalu ada dua orang pemuda datang ke sini, mereka meminta akan melakukan semedi di kuburan itu. Saya tanyakan ke mereka apakah mereka tak takut? Apakah mereka siap mental? Dan mereka menyatakan sudah siap,” tandasnya.
Sebelum melakukan ritual tersebut, kedua laki-laki itu melaksanakan salat maghrib di rumah Bang Udin. Setelah salat saya langsung mengantarkan mereka ke makam.
“Namun saat salat Isya, kedua pemuda itu turun dalam keadaan terengah-engah. Mereka menceritakan melihat orang tanpa kepala mendatangi mereka saat bersemedi, sehingga mereka lari,” katanya sembari tersenyum.
Ritual semedi marak saat musim undian toko gelap (togel). Untuk memperoleh keberuntungan, mereka rela bersemedi semalam suntuk agar mendapatkan nomor keberuntungan.
Sebenarnya kawasan itu memang memiliki tuah, tak hanya para petapa yang mengalami hal yang aneh anak muda seperti mahasiswa dan siswa yang rekreasi ke daerah itu kerap mengalami kejadian aneh.
“Sepulang dari sana ada yang sakit, kesurupan dan bahkan ada yang lupa ingatan. Mereka kembali datang ke sini untuk diobati, ya tentu kita terima untuk mengobati mereka,” ungkap Udin yang lupa sudah berapa banyak pasien yang diobatinya.
Bang Udin berkisah banyak penyebab mereka kesurupan, mulai karena bersikap sudah melewati kesopanan, ada juga yang berbahasa kotor dan melakukan mesum di lokasi ini.
“Kalau sudah seperti itu saya jamin penghuni Gunung Padang ini akan marah dan masuk ke tubuh mereka,” terangnya. Nah, jika datang ke Gunung Padang harus menjaga sikap terhadap kelestarian alam di daerah ini.
(kem)
Syahbudin Abas (43), warga sekitar, mengatakan makam yang diapit dua batu besar tersebut ditunggu oleh makhluk gaib. Penampakannya pun beragam, mulai dari kakek tua hingga manusia tanpa kepala.
Pria yang kerap disapa Bang Udin itu menceritakan, para peziarah yang melakukan pertapaan kerap diganggu oleh para penunggu. Mereka menilai gangguan itu sebagai ujian bagi para pertapa yang ingin impiannya terwujud.
“Tak jarang mereka yang pulang dari sana kesurupan, dan akhirnya harus kembali ke sini untuk disembuhkan,” kata pria yang memiliki ilmu kebatinan tersebut.
Pengalaman ritual pun pernah dialaminya pada 1979 lalu. Saat itu Bang Udin menjadi pengontrak kebun cengkeh dan termasuk orang kaya di kawasannya. Ketika itu datang kakek tua berjenggut putih memakai baju koko putih dan kain sarung petak-petak merah serta mengenakan kopiah warna hitam.
“Dia datang ke rumah meminta cengkeh, namun cengkeh itu harus diambilnya sendiri. Tentu kita tidak mau, namun ia ngotot. Setelah mengambil cengkeh segenggam, kakek itu pun berjalan untuk menjenguk pergi ke kuburan itu sambil berdoa,” tuturnya.
Ketika itu, sang kakek diantarkan oleh ayah mertuanya bersama anaknya. Setelah berdoa pria lanjut usia itu memberikan satu genggam buntalan kain pada anaknya dan menyuruh mereka pulang. Namun anak dan mertuanya tidak mau.
“Katanya dia akan menjenguk Malin Kundang jadi mereka pergi dulu, tapi tetap tak mau sehingga tetap berdiri di dekat kuburan itu. Tanpa banyak kata lagi kakek itu langsung menghilang begitu saja, anak saya terkejut atas kejadian itu,” paparnya.
“Dua tahun yang lalu ada dua orang pemuda datang ke sini, mereka meminta akan melakukan semedi di kuburan itu. Saya tanyakan ke mereka apakah mereka tak takut? Apakah mereka siap mental? Dan mereka menyatakan sudah siap,” tandasnya.
Sebelum melakukan ritual tersebut, kedua laki-laki itu melaksanakan salat maghrib di rumah Bang Udin. Setelah salat saya langsung mengantarkan mereka ke makam.
“Namun saat salat Isya, kedua pemuda itu turun dalam keadaan terengah-engah. Mereka menceritakan melihat orang tanpa kepala mendatangi mereka saat bersemedi, sehingga mereka lari,” katanya sembari tersenyum.
Ritual semedi marak saat musim undian toko gelap (togel). Untuk memperoleh keberuntungan, mereka rela bersemedi semalam suntuk agar mendapatkan nomor keberuntungan.
Sebenarnya kawasan itu memang memiliki tuah, tak hanya para petapa yang mengalami hal yang aneh anak muda seperti mahasiswa dan siswa yang rekreasi ke daerah itu kerap mengalami kejadian aneh.
“Sepulang dari sana ada yang sakit, kesurupan dan bahkan ada yang lupa ingatan. Mereka kembali datang ke sini untuk diobati, ya tentu kita terima untuk mengobati mereka,” ungkap Udin yang lupa sudah berapa banyak pasien yang diobatinya.
Bang Udin berkisah banyak penyebab mereka kesurupan, mulai karena bersikap sudah melewati kesopanan, ada juga yang berbahasa kotor dan melakukan mesum di lokasi ini.
“Kalau sudah seperti itu saya jamin penghuni Gunung Padang ini akan marah dan masuk ke tubuh mereka,” terangnya. Nah, jika datang ke Gunung Padang harus menjaga sikap terhadap kelestarian alam di daerah ini.
(kem)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti