Disamping 4 faktor yang bisa menjauhkan kita dari kebenaran, ada 4 faktor lagi yang harus kita ketahui dan harus diwaspadai agar tidak menghilangkan kebenaran. Keempat faktor tersebut menurut adat Minangkabau adalah sebagai berikut :
1. Dek Banyak Kato-Kato
Kata-kata yang terlalu banyak dan berlebih-lebihan tanpa mempertimbangkan ukuran adat, mungkin jo patuik serta metoda berfikir yang diajarkan oleh adat justru bisa menghilangkan kebenaran itu sendiri. Adat mengingatkan kita :
“Banyak kato banyak salah, banyak kecek banyak khilafnyo”.
Oleh karena itu kata-kata yang berlebihan sangat dilarang oleh adat Minangkabau, karena bisa menghilangkan kebenaran.
2. Dek Kurenah Kato-Kato
Kurenah maksudnya adalah sikap dan tingkah laku seseorang dalam bakato-kato .dalam mencari kebenaran sesuatu. Menurut adat Minangkabau, kalau kita membicarakan atau menyampaikan sesuatu kebenaran, sampaikanlah dengan cara dan bahasa yang baik dan benar. kalau tidak di patuhi ketentuan adat yang demikian, meskipun baik untuk orang tersebut, tetapi kalau dalam menyampaikannya tidak dengan cara yang baik, justru kebenaran tersebut tidak akan diterima oleh orang tersebut, karena kurenah / sikap dan tingkah laku kita yang salah, penuh emosi dan sebagainya sehingga orang tersebut menjadi karena tersinggung sebelum dia menerima. Dalam hal ini adat mengatakan “Kok pandai bakato-kato bak santan jo tangguli, kok indak pandai bakato-kato bak alu pancukia duri”.
3. Dek Simanih Kato-kato
Kebenaran yang disampaikan dengan kata-kata yang dimanis-maniskan, dibuat-buat atau tidak dengan keikhlasan, menurut adat Minangkabau juga bisa menghilangkan kebenaran yang ingin kita sampaikan. Perkataan yang dimanis-maniskan dan dibuat-buat menimbulkan kecurigaan bagi seseorang untuk menerima kebenaran yang kita sampaikan. Oleh sebab itu menurut adat sampaikanlah kebenaran itu dengan cara yang wajar, penuh keikhlasan serta tidak dilebih dan dikurangi dengan perkataan yang dibuat-buat dan dimanis-maniskan.
4. Dek Lengah Kato-Kato
Dek lengah kato-kato tidak jauh berbeda dengan dek simanih kato-kato. Dek lengah kato-kato maksudnya, dalam menyampaikan kebenaran sesuatu mengabaikan norma-norma etika dan sopan santun dalam berkata-kata, misalnya dengan siapa kita berbicara, apakah dengan orang tua, ninik mamak, atau dengan anak-anak yang kecil usianya dari kita, semuanya ada ketentuannya menurut adat. Norma-norma etika dan sopan santun dalam berbicara ini, sering disebut dengan jalan nan ampek dalam pergaulan yaitu : Jalan mandaki, jalan manurun, jalan mandata dan jalan malereng.:''
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda,Kritik Dan Saranya Sangat Ber Arti